Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Diet Mayo Merambah Instagram

Kompas.com - 27/04/2015, 16:16 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gaya hidup sehat menjadi tren di kalangan masyarakat urban beberapa tahun belakangan. Running shoes dan celana training yang seyogyanya digunakan berolahraga, beralih jadi ikon fesyen untuk jalan-jalan ke mal atau nongkrong di cafe.

Di ranah kuliner, infuse water dan diet mayo menjadi obrolan hangat. Diet mayo adalah paket diet 13 hari tanpa mengkonsumsi garam dan air es. Diperkenalkan oleh Mayoclinic di Amerika Serikat, cara ini diklaim bisa menurunkan berat badan hingga 6 kilogram sekaligus menghilangkan racun dalam tubuh.

Gelagat tren diet mayo diendus Stefani Sidharta. Segera setelah menyelesaikan kuliah di Universitas Bina Nusantara, Stefani memutuskan terjun ke bisnis catering diet mayo bersama rekannya, Firmansyah.

Popularitas diet mayo dimulai dari Instagram

Sejak akhir tahun lalu, distribusi informasi ihwal diet mayo mengalir deras lewat beragam media sosial, utamanya Instagram. Hingga kini, lebih dari 36.000 foto dengan tagar #dietmayo bertebaran di Instagram.

Menurut Stefani, ini karena hampir semua anak muda memiliki Instagram. Biasanya, jika suatu produk masuk ke ranah anak muda dan menjadi populer, produk tersebut bakal menjalar sebagai tren untuk semua kalangan.

Melihat peluang yang menjanjikan, pada 18 Agustus 2014, Stefani dan Firmansyah resmi mendirikan catering makanan sehat yang diberi nama "Healthy Bento". Catering yang mengandalkan penjualan lewat jalur online, khususnya Instagram, berpusat di Apartemen Mediterania Tanjung Duren. 

Healthy Bento Tampilan akun Instagram Healthy Bento

"Kami sempat melakukan riset media sosial. Hasilnya yang cocok untuk jualan adalah Instagram. Kemudian diikuti Facebook dan Twitter," kata Stefani pada KompasTekno, pekan lalu.

Tak sampai setahun, Healthy Bento telah memiliki 1143 pengikut Instagram yang kebanyakan menjadi pelanggan setia. Dalam ekspansi pasarnya, Healthy Bento mengoptimalkaan penggunaan tagar. Menurut Stefani, fitur tersebut sangat efektif untuk menarik massa.

"Hampir semua orang yang melakukan pembelian produk mengenal kami dari tagar Instagram. Hanya sedikit sekali pelanggan kami yg memperoleh informasi produk dari teman atau situs," ia menjelaskan.

Erakartika Tampilan akun Instagram Erakartika

Hal ini diamini Kartika, pemilik catering diet mayo "Erakartika" yang berdomisili di Surabaya. Menurutnya, tagar di Instagram mempermudah netizen untuk mengakses produk yang dicari. "Instagram adalah media yang paling tepat untuk memasarkan produk dan lebih gampang laku. Kalau seseorang ingin mencari barang, cukup ketik tagar produk yang diinginkan. Lalu produk itu akan muncul," ia menjelaskan.

Kartika mulai menggeluti bisnis catering diet mayo di Instagram sejak Desember tahun lalu. Kala itu Kartika baru saja keluar dari perusahaan tempatnya bekerja. Ia merasa kekurangan waktu bersama anak jika harus bekerja kantoran 9 to 5. 

Suatu ketika Kartika melihat masifnya penyebaran catering diet mayo di Instagram. Berangkat dari situ, muncul ide Kartika untuk turut meramaikan bursa persaingan. Selain karena tak berisiko besar, diet mayo dianggap menjawab kebutuhan perempuan untuk memiliki tubuh langsing.

Promosi di Instagram harus mempertimbangkan waktu dan konten

Stefani dan Kartika sepakat bahwa promosi catering diet lewat Instagram membutuhkan strategi tertentu. Mengingat arus informasi di Instagram bersifat real-time, Stefani dan Kartika punya cara tersendiri dalam memanfaatkan waktu agar promosi yang diunggah terlihat oleh target sasaran. 

Stefani memilih mengunggah foto pada jam-jam yang dianggap strategis bagi netizen untuk membuka media sosial. "Pada jam makan siang, jam pulang kantor dan jam 9 hingga 10 malam," katanya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com