Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/05/2015, 10:56 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengawali 2015, Asus menambah jajaran seri Zenfone dengan menelurkan Zenfone 2. Ponsel pintar tersebut diperkenalkan pada pagelaran CES 2015.
 
Di Indonesia, Zenfone 2 resmi unjuk gigi pada pertengahan April lalu. Ada empat versi yang tersedia berdasarkan perbedaan jenis prosesor, RAM dan memori internal.
 
KompasTekno berkesempatan mengulas salah satu tipe Zenfone 2 jajaran atas. Yakni versi ZE551 ML yang dibekali chipset Intel Atom Z3580 dengan prosesor quadcore berkecepatan 2,3 GHz. Kapasitas memori internalnya 32 GB dengan dukungan RAM 4 GB.
 
Versi ini sekaligus mengukuhkan Zenfone 2 sebagai ponsel cerdas pertama yang menggunakan RAM 4 GB. Lebih lengkapnya, simak ulasan berikut. 
 
Desain khas bawaan Zenfone 

Roderick Adrian Mozes/Kompas.com Asus Zenfone 2.
Sepintas, tampilan Zenfone 2 mirip dengan seri pendahulunya. Ponsel ini memiliki bentangan layar 5,5 inci yang dibalut bingkai hitam mengkilap dengan logo "Asus'' pada pucuknya.
 
Berdampingan dengan logo, ada lensa kamera depan 5 megapiksel untuk mengakomodir kebutuhan selfie. Di atasnya, terpasang kisi-kisi sumber suara untuk mendengar panggilan. 
 
Tiga tombol halus (soft button) terpatri di bawah layar. Fungsinya sebagai navigasi utama mengoperasikan perangkat. Ketiga tombol dilindungi ''dagu'' berbahan metal dengan tekstur khas Zenfone. 
 
Fisik depan Zenfone 2 memang mempertahankan kekhasan rancangan barisan ponsel Zenfone lainnya. Saat membalik perangkat ini, barulah terlihat perbedaan yang mencolok.

Pasalnya, Asus memindahkan tombol volume yang pada seri sebelumnya di sisi samping, ke punggung ponsel. Tepatnya di bawah dual-LED flash dan lensa kamera 13 megapiksel.

Secara fungsi, tata letak demikian mempermudah pengguna untuk menaikkan atau menurunkan volume saat menelepon. Namun, sebelum diaplikasikan Asus, tata letak ini sudah menjadi ciri khas LG.

Di bawah tombol volume, lagi-lagi terpasang logo ''Asus''. Berjarak sepanjang jari jempol ke bawah, terpasang logo Intel yang notabene merupakan merek ''jeroan'' Zenfone 2. Tak ketinggalan, dipasang pula tulisan ''Zenfone'' di bawah logo Intel. 
 
Untuk tombol penguncian, Zenfone 2 memilih sisi atas sebagai landasan yang tepat. Tombol penguncian dibuat sejajar dengan konektor audio 3,5 mm. 

Roderick Adrian Mozes/Kompas.com Asus Zenfone 2.
Di sisi bawah, hanya ada sambungan USB untuk pengisian daya sekaligus transfer data. Dengan ini, kedua sisi samping ponsel bersih dari tombol.
 
Punggung ponsel dibungkus bahan plastik yang sekejap mirip bahan metal. Bentuknya sengaja dibuat melengkung agar sesuai dengan genggaman tangan pengguna.
 
Oik Yusuf/ Kompas.com Kompartemen baterai yang sekaligus memuat slot kartu SIM dan micro SD, di balik penutup belakang Zenfone 2
Sisi belakang tersebut dapat dibuka. Di dalamnya terpatri wadah baterai yang menyatu pada tubuh ponsel, slot memori microSD, dan sepasang slot kartu SIM yang bisa dimanfaatkan bersamaan. 
 
Salah satu slot SIM mampu mengoptimalkan SIM berjaringan 3G dan 4G LTE. Sisanya cuma bisa memaksimalkan jaringan 2G.
 
Layar tajam 
 
Asus Zenfone 2 yang diterima KompasTekno adalah gawai berlayar phablet dengan LCD IPS beresolusi full HD 1080p. Spesifikasi ini menghasilkan kerapatan layar 403 ppi, sehingga layar terlihat cerah dengan warna tajam.
 
Walau pengguna sedang berada di ruang terbuka, warna layar bakal tetap jelas tak termakan cahaya matahari. Sifat layar juga sudah multitouch dengan respon yang cepat.

Sebagai pelindung, Corning Gorilla Glass 3 dipilih agar mampu menghadang goresan saat pengoperasian. 

 
Fatimah Kartini Bohang Warna tampilan layar dapat disesuaikan dengan kenyamanan mata di dengan fitus splendid

Membaca berita atau jurnal, membuat catatan, mengakses video dan bermain game terasa pas dengan bentangan dan tampilan layar demikian.

Kalibrasi warna juga dapat disetel dengan fitur ''Splendid'' bawaan antarmuka ZenUI. 
 
Pada pencahayaan normal, pengguna dapat mengaktifkan mode seimbang (balance mode).

Saat ingin membaca, pengguna dapat mengaktifkan mode baca (read mode) yang lebih ramah untuk mata. 

 
Di bawah sinar matahari, pengguna bisa mengaktifkan mode "garang'' (vivid mode) yang bakal meningkatkan saturasi layar secara signifikan. 

Untuk pengaturan yang lebih spesifik, pengguna juga dapat menyetel mode manual (customization mode). Dengan penyetelan ini, warna tampilan layar bisa diatur sesuai kenyamanan mata.

 

Antarmuka ZenUI teranyar

 
Ponsel ini berjalan pada sistem operasi Android Lollipop 5.0, dipadukan dengan antarmuka ZenUI terbaru. Secara kasat mata, tak ada yang menakjubkan dari desain antarmuka ZenUI. Tampilannya terkesan datar dan mengikuti rancangan material Android. 
 
Fatimah Kartini Bohang Fitur easy mode untuk memudahkan pengguna menjejal ponsel dengan satu tangan

Tapi, setelah diulik lebih lanjut, ada beberapa fitur menarik yang menambah pengalaman penggunaan ponsel.

Contohnya penyederhanaan tampilan (easy mode). Yakni penyetelan tampilan untuk penggunaan ponsel dengan satu tangan.
 
Hanya dengan menyentuh tombol ''home'' dua kali, mode ini bakal berjalan.

Fungsinya untuk mengantisipasi keruwetan saat pengguna hanya bisa mengoperasikan ponsel dengan satu tangan.

Misalnya ketika menyetir atau makan. Walau, tentu saja mengakses ponsel sambil menyetir tidak disarankan jika tak terdesak.

 
Adapula fitur ''ZenMotion'' yang memungkinkan pengguna memerintahkan ponsel menggunakan gestur. Ada dua kategori ZenMotion, yakni Motion Gesture dan Touch Gesture.
 
Saat mengaktifkan Motion Gesture, pengguna bisa menggerakkan ponsel untuk memerintah. Misalnya saat akan menangkap gambar pada layar (screenshot). Pengguna hanya perlu mengguncang ponsel dengan pengulangan dua kali, lalu laman yang tertera akan terambil dan tersimpan. Laman tersebut dapat diakses lewat fitur "Do It Later".

Fatimah Kartini Bohang ZenMotion memungkinkan pengguna melakukan gestur tertentu untuk memerintahkan ponsel dengan lebih cepat
Do It Later berfungsi sebagai pengingat hal-hal penting yang harus dilakukan segera setelah pengguna menyelesaikan pekerjaan prioritas. Secara hakikat diciptakannya, perpaduan Motion Gesture dan Do It Later tentu memudahkan penggunanya, hanya saja, fitur ini belum terlalu responsif saat dioperasikan.
 
Lain halnya dengan Touch Gesture yang responnya sungguh baik. Pengguna bisa memerintah ponsel dengan sentuhan, walau ponsel dalam keadaan terkunci. Misalnya saat pengguna tergesa-gesa ingin membuka laman pencarian. Dalam keadaan layar mati dan ponsel terkunci, pengguna tinggal menuliskan huruf "W" pada layar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com