Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BlackBerry Bakal Pangkas Karyawan Lagi

Kompas.com - 23/05/2015, 17:38 WIB
Deliusno

Penulis

Sumber Reuters
KOMPAS.com - Sulitnya bersaing di pasar smartphone membuat BlackBerry harus mengambil keputusan sulit. Demi konsolidasi bisnis software, hardware, dan aplikasinya, perusahaan asal Kanada tersebut kembali harus memangkas sejumlah karyawannya.

Seperti dikutip KompasTekno dari Reuters, Sabtu (23/5/2015), masih belum diketahui berapa banyak karyawan yang bakal dirumahkan oleh BlackBerry kali ini.

Satu hal yang pasti, keputusan tersebut akan berpengaruh secara global. Artinya, karyawan di setiap negara sama-sama terancam dengan keputusan tersebut.

Hingga bulan Februari 2015 lalu, BlackBerry menyatakan bahwa mereka masih memiliki 6.225 karyawan tetap.

Penjualan perangkat BlackBerry sendiri memang dikabarkan kurang begitu baik di pasaran. Duo perangkat andalan mereka, BlackBerry Passport dan BlackBerry Classic dikatakan belum mendapat sambutan yang hangat dari pengguna.

Beberapa waktu yang lalu, sebuah lembaga analis sampai harus memangkas prediksi jumlah penjualan kedua perangkat tesebut. Menurut lembaga RBC Capital Market, BlackBerry hanya berhasil menjual 700.000 unit dari kedua perangkat tersebut dalam tiga bulan belakangan.

Jumlah itu sendiri mengalami penurunan hingga setengahnya dari perkiraan awal. Pada prediksi awal, RBC mengharapkan ada penjualan perangkat hingga 1,4 juta unit.

Masih menurut lembaga analis tersebut, jumlah penjualan Classic dan Passport tidak akan menyentuh angka yang terlalu fantastis di tahun fiskal 2016 ini. BlackBerry dikatakan hanya mampu menjual 3,2 juta perangkat, hasil revisi dari dugaan awal di angka 6,5 juta unit.

Rumor perihal bakal dibelinya BlackBerry oleh beberapa perusahaan besar dunia sudah muncul beberapa kali di dunia maya. Perusahaan besar seperti Samsung, Microsoft, dan Xiaomi dikabarkan tertarik untuk menyelamatkan bisnis BlackBerry.

Namun, hingga saat ini, rumor tersebut tidak pernah berubah menjadi kenyataan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com