Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Eksperimen Ford untuk Smart Mobility

Kompas.com - 24/06/2015, 16:01 WIB
Wicak Hidayat

Penulis

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Jika Google dan Apple mulai bermain di dunia otomotif, Ford juga tak mau ketinggalan bermain di dunia teknologi. Hal itu sejalan dengan rencana yang bertajuk Smart Mobility.

Dalam Smart Mobility, Ford berusaha unjuk gigi sebagai perusahaan yang tak hanya membuat kendaraan tapi juga berinovasi dalam hal konektivitas, mobility, kendaraan otonom dan bahkan big data. Singkatnya: gabungan antara perusahaan otomotif dan teknologi.

Mark Fields, CEO Ford, mengungkapkan lima eksperimen yang telah dilakukan Ford terkait hal-hal di atas. Hal itu dilakukannya saat membuka gelaran Further With Ford 2015, 23-25 Juni 2015, yang dihadiri langsung oleh wartawan KompasTekno, Wicak Hidayat.

Berikut adalah lima eksperimen yang digarisbawahinya:

1. Dynamic Shuttle

Eksperimen ini menghadirkan mobil van yang bisa digunakan sebagai sarana antar jemput on demand, melalui aplikasi mobile tentunya. Eksperimen ini digelar di New York dan London.

Fields mengatakan, dari eksperimen ini ada beberapa pelajaran yang didapatkan. Misalnya, ternyata pengguna di kedua kota itu tak mau dijemput ke rumahnya karena masalah privasi, mereka lebih baik dijemput di satu titik yang sudah disepakati.

Pelajaran lainnya, pengguna menginginkan adanya batas atas untuk tarif dan jaminan waktu perjalanan. Kemudian, mereka ingin memiliki ruang personal yang cukup di mobil, termasuk kemungkinan memilih siapa yang duduk di sebelahnya.

2. Info Cycle

Eksperimen ini menggunakan sepeda, iya sepeda yang digowes itu, sebagai alat untuk pengumpul data. Tak seperti mobil, sepeda disebut Fields bisa lebih baik dalam menangkap pola lalu lintas di jalan raya dan kondisi jalan.

Eksperimen pengumpulan data ini digelar di Dearborn dan Palo Alto. Nantinya, hingga akhir 2015, Fields mengatakan jumlah sepedanya akan ditambah hingga 1.000 unit.

3. Data Driven Insurance

Namanya terdengar berat? Jangan takut dulu. Pada intinya, eksperimen ini menghadirkan pengalaman bagai bermain game saat mengemudi.

Pengemudi pun akan mendapatkan skor yang menunjukkan apakah ia pengemudi yang baik. Skor itu bisa digunakan untuk menilai premi asuransi yang sewajarnya mereka bayarkan, tentunya melalui suatu algoritma khusus.

Pelajaran yang menarik dari eksperimen ini, tutur Fields, adalah bahwa kebanyakan pengemudi merasa dirinya pengemudi yang baik. Kenyataannya? Belum Tentu. Namun jika ada reward-nya, pengemudi bisa menjadi lebih baik.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com