Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pesan Pendiri Facebook untuk Perakit Jam Diduga Bom

Kompas.com - 18/09/2015, 10:25 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber Facebook

KOMPAS.com - Kasus Ahmed Mohamed, bocah Muslim 14 tahun yang ditahan kepolisian karena membuat jam digital, mengundang perhatian masyarakat dunia. Lewat ranah maya, netizen menyuarakan kekecewaan, kesedihan, kemarahan, dan perasaan lainnya atas ketidakadilan yang diterima Ahmed.

Pendiri dan CEO Facebook Mark Zuckerberg pun mendukung Ahmed dengan caranya sendiri. Ia menuliskan pesan sekaligus pujian terhadap Ahmed melalui laman Facebook miliknya.

"Memiliki bakat dan ambisi untuk membangun sesuatu harusnya diapresiasi, bukannya dipenjara," tulis Mark Zuckerberg pada laman Facebook-nya, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Rabu (17/9/2015).

CEO muda yang tak lulus kuliah ini juga mengatakan, dunia nantinya tak akan lebih baik tanpa inovasi cemerlang dari generasi muda. "Masa depan ada di tangan orang-orang seperti Ahmed," katanya.

Zuckerberg juga mengundang Ahmed untuk berbincang santai di kantor jejaring sosial miliknya. "Ahmed, kalau kau bersedia ke Facebook, saya pasti senang," kata sang CEO.

Mengakhiri tulisannya, Zuckerberg berpesan agar Ahmed tak menyerah dengan berbagai halangan yang dihadapi. "Teruslah berkarya," ujarnya.

Di Twitter, dukungan netizen terhimpun melalui tanda pagar #IStandWithAhmed. Dari masyarakat akar rumput, industri TI, para CEO, hingga politisi, menyemangati Ahmed melalui kicauan masing-masing. Antara lain Hillary Clinton, Google Science Fair, Pebble, Jack Dorsey, Aaron Levie, hingga Presiden AS Barrack Obama.

Diketahui, jam digital Ahmed sebelumnya diduga bom rakitan. Pihak sekolah akhirnya memanggil polisi untuk menahan siswa SMA tersebut.

Saat ini, Ahmed telah dilepaskan karena tak terbukti bersalah. Ayah Ahmed mengemukakan kekecewaannya terhadap pihak sekolah. Ia menduga anaknya dicurigai karena bernama Mohamed dan merupakan seorang Muslim.

Dewan Hubungan Amerika-Islam pun tak menampik dugaan ayah Ahmed. "Saya rasa ini tidak akan dipertanyakan bila namanya bukan Ahmed Mohamed," kata anggota dewan Alia Salem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Facebook
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com