Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Tunggu Ditelepon Sales Kartu Kredit

Kompas.com - 23/09/2015, 15:04 WIB
Wicak Hidayat

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Layanan bernama AturDuit merupakan bagian dari grup iMoney, yang berawal dari Malaysia dan telah merambah pasar Indonesia, Filipina dan Singapura.

Group CEO iMoney, Lee Ching Wei, mengatakan layanan tersebut berawal dari observasi mereka bahwa belum ada cara mudah konsumen untuk memilih layanan keuangan.

"Padahal, seringkali konsumen memiliki wawasan yang kurang soal keuangan," ujarnya saat ditemui di kantornya di kawasan SCBD, Jakarta, akhir September 2015.

Hal itu mendorong Ching untuk mengumpulkan dan menyajikan pilihan-pilihan jasa keuangan yang ada. Layanan itu fokus pada kartu kredit, pinjaman perseorangan dan simpanan.

Bukan hanya menyajikannya, AturDuit (seperti halnya layanan iMoney) mengajukan beberapa pertanyaan sederhana yang dirancang untuk membantu pengguna memilih.

Misalnya, untuk pilihan kartu kredit, pengguna bisa memilih mulai dari apa tujuan memiliki kartu itu, penggunaannya, hingga jenis reward yang disukainya.

"Kemudian, kami akan menyajikan pilihan yang paling cocok untuk pengguna. Seluruh proses ini memakan waktu tak sampai 30 detik," tuturnya.

Maka, melalui layanan AturDuit ini, konsumen tak perlu menunggu ditelepon sales kartu kredit yang belum tentu cocok dan lebih sering justru mengganggu.

Di Indonesia Bagaimana?

Managing Director AturDuit, Chris Antonius, mengatakan di Indonesia memang pengguna produk keuangan masih terbilang sedikit dibandingkan populasi.

"Tapi, di sisi lain, jumlah pengguna kartu kredit di Indonesia justru dibatasi," paparnya.

Hal itu, ujar Chris, menjadi peluang untuk AturDuit. Karena terbatasnya jumlah kartu kredit yang boleh dimiliki, maka konsumen seharusnya lebih berhati-hati dalam memilih.

Nah, dalam hal itulah Chris mengatakan pihaknya bisa membantu konsumen untuk memilih produk yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

Hingga akhir Agustus 2015, Chris menuturkan, pihaknya sudah mengumpulkan lebih dari 4,5 juta pengunjung unik ke situsnya. Rata-rata per bulan mencapai kurang lebih 1 juta pengunjung unik.

Gratis, Duitnya dari Mana?

Ching mengatakan, model bisnis yang dijalankan AturDuit memungkinkan mereka untuk memberikan layanan ini secara cuma-cuma bagi konsumen.

Model bisnis seperti apa yang dimaksudnya? Ternyata, setelah disajikan pilihan produk keuangan yang paling cocok, setiap pengguna AturDuit akan ditawarkan untuk melanjutkan dengan proses aplikasi.

Pihak AturDuit kemudian akan membantu aplikasi tersebut melalui Call Center. Hal yang dibantu mulai dari pengisian formulir, memastikan kelengkapan dokumen hingga menyampaikan aplikasi ke lembaga keuangan yang diinginkan.

Untuk setiap aplikasi yang disetujui, paparnya, pihak AturDuit akan mendapatkan komisi. "Tentunya, diterima atau tidaknya akan tergantung dari Bank-nya ya. Bukan dari kami yang menentukan," tutur Chris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com