Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Dollar, Operator Telekomunikasi Risau Jangka Panjang

Kompas.com - 30/09/2015, 17:36 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan kurs dollar yang saat ini mencapai Rp 14.800 diakui belum berpengaruh signifikan terhadap industri telekomunikasi. Sebab, komunikasi via ponsel masih menjadi prioritas masyarakat walau perekonomian tengah lesu.

"Tahun ini, tidak ada gangguan dari tingkat penjualan. Karena rupiah melemah tidak lantas bikin orang berhenti menelepon," kata CEO Indosat Alex Rusli, usai membuka rangkaian Indosat IDByte 2015, Rabu (30/9/2015) di @america, Jakarta.

Pun begitu, Alex tak sepenuhnya optimis jika berbicara jangka panjang. Menurut dia, para operator bisa kelabakan untuk mengeluarkan capital expenditure (capex) atau biaya peningkatan aset perusahaan, jika gonjang-ganjing nilai tukar rupiah tak kunjung membaik.

"Masalah yang cukup serius ada pada capex tahun berikutnya. Kalau untuk jangka pendek memang tidak berpengaruh. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah jangka panjangnya," kata dia.

Indosat sejauh ini, kata Alex, masih bisa mengatasi kemungkinan buruk yang mungkin terjadi jika kondisi perekonomian tak kunjung menunjukkan hawa segar.

"Operator kan kalau beli aset tidak langsung hari ini beli lalu bayar. Biasanya kalau kegiatan atau infrastruktur itu rampung baru dibayar. Itu kira-kira setahun setelah pembelian. Jadi masih bisa teratasi," Alex menjelaskan.

Aset yang dimaksud bisa berupa tanah, bangunan, mesin produksi atau infrastruktur lainnya yang berhubungan dengan perluasan bisnis. Misalnya membangun kantor di daerah jangkauan baru, membeli frekuensi jaringan atau menambah layanan.

Diketahui, saat ini para operator gencar bersaing memikat pengguna lewat layanan 4G LTE. Untuk mengakomodir jaringan dengan kualitas terbaik, tentu operator butuh capex besar sebagai modal.

Alex tak ingin berspekulasi terlalu jauh jika dollar terus anjlok dan membuat bisnis operator jalan di tempat. Ia berkilah pemerintah pasti akan melakukan langkah strategis terbaik untuk menanggulangi masalah ekonomi.

"Kita sudah dengar kabar ada tanda-tanda positif untuk ekonomi ke depannya. Semoga tahun 2016 kondisinya bisa lebih baik," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com