Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Bentuk Pasukan Cyber Penangkal ISIS

Kompas.com - 20/11/2015, 14:57 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

Sumber Reuters
KOMPAS.com - Organisasi intelijen Inggris sedang membentuk pasukan elit khusus serangan cyber untuk melumpuhkan hacker dan kekuatan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Pengadaan pasukan khusus ini sebagai respon dari ancaman serangan digital dari kelompok teroris tersebut.

Sebelumnya, ISIS berusaha menemukan jalan untuk menyerang berbagai infrastruktur Inggris, seperti rumah sakit, jaringan listrik, hingga sistem kendali udara.

Bila hal tersebut terjadi, seperti dikatakan Kanselir George Orborne, akibatnya bisa fatal dan mematikan.

Karena itu demi menangkal serangan, Inggris langsung mengucurkan dananya untuk membangun pertahanan cyber, menyederhanakan struktur cyber mereka, serta membuat tim penyerang khusus.

"Kami akan mempertahankan diri. Tapi kami juga akan melawan Anda," tegas Osborne yang saat ini merupakan orang kedua paling berpengaruh di Inggris.

"Saat ini kami sedang mengembangkan kemampuan serangan cyber, khusus untuk melakukan serangan balik di dunia cyber. Ketika mengaitkannya dengan usaha menjegal (ISIS), artinya adalah upaya untuk menjegal ancaman cyber mereka, baik berupa bom, senapan dan pisau," imbuhnya.

Sebagaimana dilansir KompasTekno dari Reuters, Jumat (20/11/2015), pasukan khusus serangan cyber milik Inggris akan dikelola oleh lembaga intelijen GCHQ bersama Kementerian Pertahanan.

Target operasi pasukan khusus tersebut adalah hacker, geng kriminal, kelompok militan, hingga berbagai kekuatan yang mengancam.

Osborne mengatakan dana yang disiapkan untuk mengembangkan keamanan cyber kali ini total mencapai 1,9 miliar poundsterling atau setara Rp 40 triliun sampai periode 2020 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com