Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal AgustaWestland AW101 Jadi Helikopter Kepresidenan RI

Kompas.com - 27/11/2015, 10:42 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com - Tiba-tiba saja, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Agus Supriatna mengatakan bahwa TNI AU akan membeli tiga unit helikopter AgustaWestland tipe AW101 untuk dioperasikan sebagai helikopter angkut VVIP, termasuk Presiden RI.

AgustaWestland AW101 akan menjadi pengganti NAS-332 Super Puma yang dioperasikan sekarang.

Hal itu disampaikan KSAU di sela-sela acara Silaturahmi dan Makan Bersama Media Massa di Wisma Angkasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (24/11/2015).

Saat berita tersebut saya bagikan melalui media sosial Facebook, muncul banyak komentar yang sebagian besar mempertanyakan, atas dasar apa keputusan tersebut dibuat?

Pertanyaan itu memang beralasan, sebab tidak seperti proyek pengadaan pengganti F-5E Tiger yang juga dinilai sudah berumur oleh TNI AU, penggantian NAS-332 Super Puma milik Skadron 45 (dahulu menjadi satu dengan Skadron 17 VVIP) ini sama sekali tidak ada kabar berita sebelumnya.

KSAU hanya mengatakan pembelian tiga unit AW101 itu sudah tercantum dalam rencana strategis (Renstra) TNI Angkatan Udara periode 2015-2019 dan sudah melewati berbagai pertimbangan, yang sayangnya pertimbangan-pertimbangan tersebut tidak dibeberkan.

Dahulu, sebelum memutuskan tipe helikopter apa yang akan dipakai untuk mengangkut Presiden, dibentuk tim yang jelas yang terdiri atas orang-orang yang mengurusi banyak aspek pertimbangan, mulai bisnis, pengoperasian, hingga teknis.

Untuk AgustaWestland AW101 ini, belum jelas seperti apa mekanismenya, apakah ada transfer teknologi seperti yang selalu disyaratkan untuk pengadaan alutsista, apakah ada tim yang mempelajari teknologinya lebih dulu dan apakah sesuai dengan persyaratan yang dibuat atau tidak?

Dari pernyataan-pernyataan KSAU di media, pembelian kali ini lebih seperti pilih dahulu, pelajari kemudian.

Berkaca kepada pemerintah AS yang juga telah berencana menggantikan helikopter kepresidenan "Marine One" pada awal tahun 2000-an, mereka menyiapkan tim khusus serta melibatkan industri lokal untuk pengadaanya.

AgustaWestland AW101 saat itu dipilih pemerintah AS sebagai pengganti Marine One sekarang. AW101 dimodifikasi dan dikembangkan bersamaan dengan Lockheed Martin dan Bell Helicopter asal AS, menjadi VH-71 Kestrel.

Namun pada akhirnya rencana tersebut harus berhenti di tengah jalan karena pada 2009 pihak parlemen AS menilai pengembangan AW101 menjadi VH-71 Kestrel butuh baya yang besar.

Belakangan, pemerintah AS menggandeng pabrikan Sikorsky untuk membuat Marine One yang baru bersama dengan Lockheed Martin, berbasis Sikorsky S-92. Marine One baru tersebut rencananya mulai dioperasikan pada 2020 mendatang.

Sebenarnya pengadaan AgustaWestland AW101 untuk Indonesia sama halnya dengan pengadaan-pengadaan alutsista TNI sebelum-sebelumnya. Yang menjadi istimewa kali ini alutsista tersebut juga berperan sebagai alat transportasi Presiden.

Di samping itu, saat ini sudah ada helikopter sejenis AW101 yang ternyata sudah dirakit di dalam negeri, yaitu EC725 Caracal (juga disebut Super Cougar) yang dirakit oleh PT Dirgantara Idonesia (PT DI) di bawah lisensi dari Airbus Helicopter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com