Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anonymous Usili Situs Pemerintah Gara-gara Paus

Kompas.com - 30/11/2015, 20:32 WIB
Deliusno

Penulis

Sumber Reuters
KOMPAS.com - Tidak hanya ke kelompok teror, tim hacker Anonymous ternyata gemar meretas situs web yang dimiliki oleh pemerintah dunia. Baru-baru ini, kelompok peretas berskala internasional ini baru saja menumbangkan situs-situs milik pemerintah Islandia.

Sebagaimana KompasTekno rangkum dari Reuters, Senin (30/11/2015), tindakan di dunia cyber tersebut dilakukan sebagai bentuk protes Anonymous terhadap praktik pemburuan paus di seputar laut negara Islandia.

Total, terdapat lima situs yang berhasil dimatikan oleh Anonymous, termasuk situs resmi milik perdana menteri dan situs milik kementerian lingkungan Islandia.

Dibutuhkan waktu cukup panjang untuk mengatasi serangan tersebut. Situs-situs itu dikatakan sudah tumbang pada hari Jumat lalu (27/11/2015) dan baru kembali aktif pada pertengahan hari berikutnya.

Tidak ingin beraksi sendirian, Anonymous juga mengajak pengguna internet lain untuk meretas situs-situs web milik Islandia. Ajakan tersebut merupakan tindakan protes perburuan komersil hiu di Islandia, meskipun sudah ada perjanjian berskala internasional untuk penghentian aktivitas tersebut.

Islandia sendiri sebenarnya tergabung dalam organisasi International Whaling Commission, sebuah lembaga yang melarang perburuan paus secara komersil dari tahun 1986. Akan tetapi, tetap saja negara Islandia masih melanjutkan perburuan tersebut.

Islandia merupakan negara yang terletak di Atlantik utara. Negara tersebut sangat bergantung terhadap sektor nelayan, termasuk penangkapan paus sebagai pendorong ekonomi.

Menurut masyarakat Islandia, perburuan tersebut dilakukan karena keberadaan paus dapat menurunkan populasi mamalia laut di daerah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com