MEDAN, KOMPAS.com - Pada tahun 2014, Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta operator seluler Smartfren untuk memindahkan frekuensi jaringannya dari 1.900 MHz ke 2.300 MHz.
Pemerintah memberi tenggat waktu hingga tahun 2016 kepada anak perusahaan Sinar Mas Group ini untuk menyelesaikan proses migrasi tersebut.
Menjelang tahun 2016 yang tinggal hitungan hari, bagaimana perkembangan proses perpindahan tersebut?
Menurut Munir Syahda Prabowo, Head of Network Specialist Project Smartfren, operator yang besar di CDMA ini masih terus mengerjakan permintaan dari pemerintah.
"Proses perpindahannya sangat bagus. Pokoknya kita pasti ikutin pemerintah. Jika pemerintah maunya kita pindah, ya kita pindah," tutur Munir kepada KompasTekno di sela-sela uji jaringan 4G LTE Smartfren di Sumatera Utara, Kamis (3/12/2015).
Tapi dia menambahkan bahwa pihak Smartfren sendiri masih belum bisa memastikan kapan proses migrasi tersebut bakal rampung.
"Kita usahakan secepatnya. Semakin cepat berpindah, itu bagi kita semakin baik karena kita bisa switch ke 4G LTE seluruhnya," kata Munir.
Sebelumnya, pemerintah meminta Smartfren melakukan migrasi ke frekuensi 2.300 MHz karena besarnya daya jaringan CDMA di frekuensi 1.900 MHz dinilai mengganggu jaringan GSM 3G di frekuensi 2.100 MHz yang dimiliki Telkomsel, Indosat, XL, dan Tri.
Selama ini, Smartfren memanfaatkan lebar frekuensi 7,5 MHz di frekuensi 1.900 MHz untuk menggelar jaringan CDMA.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.