Divisi mobile raksasa elektronik Korea Selatan itu saat ini tercatat menyumbang 39 persen dari total keuntungan mereka dalam periode sembilan bulan sepanjang tahun 2015.
Kendati terbilang besar, ternyata sumbangsih tersebut mengecil dibandingkan serupa dua tahun lalu. Divisi perangkat mobile Samsung sempat menggolkan 68 persen dari total pendapatan perusahaan pada 2013.
Masalahnya, seperti dilansir KompasTekno dari PhoneArena, Selasa (29/12/2015), Samsung sangat fokus pada penjualan perangkat keras seperti ponsel.
Mantan pegawai eksekutif yang baru saja mengundurkan diri mengatakan bahwa Samsung cenderung terus memikirkan penjualan hardware dalam jangka pendek.
Tapi mereka tak pernah menjaga kesetiaan pelanggannya dengan memberikan platform atau software yang unik. Menurut analis, fokus pada software bisa mempengaruhi pelanggan untuk membeli ponsel yang lebih mahal.
Ponsel mahal seperti Samsung Galaxy S6, Galaxy S6 Edge, Galaxy S6 Edge+ dan Galaxy Note 5 selama ini memang produk yang populer. Tapi penjualannya tidak setinggi ponsel murah, seperti Galaxy J.
Selain itu perusahaan asal Korea Selatan ini sebenarnya juga punya produk berupa software. Antara lain Samsung Pay yang berguna untuk pembayaran elektronik.
Namun, seperti diungkap oleh mantan pekerja mereka, Samsung masih belum mempertimbangkan pengembangan software selain sebagai alat marketing.
"Manajemen atas Samsung tidak paham mengenai software. Mereka paham soal hardware dan faktanya lebih baik dibandingkan orang lain. Tapi software adalah permainan yang berbeda," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.