Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Winning Eleven" Sampai "Permen Yosan" Ramaikan #Horor90an

Kompas.com - 05/02/2016, 19:41 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

KOMPAS.com - Cerita era 90-an tak ada habisnya dibahas. Berawal dari kemunculan akun Twitter @Generasi90an pada 2012 silam, netizen ramai bernostalgia tentang suka dan duka pada masa itu.

Semua berbaur menjadi guyonan renyah, khususnya bagi para remaja 90-an. Bagi yang masih balita atau terlampau tua kala itu, barangkali cuma bisa mencoba memahami kelucuan tersebut.  

Setelah beberapa saat vakum, nostalgia era 90-an kembali ramai di Twitter. Adalah akun Twitter @dwikaputra yang memulai mengungkitnya, yang jelas tanda pagar #Horor90an jadi trending topic urutan pertama hari ini, Jumat (5/2/2016).

Tak jauh beda dari hal-hal yang kerap dibahas @Generasi90an, tagar #Horor90an mengupas kekonyolan-kekonyolan era sinetron Tersanjung, game "Winning Eleven", permen karet "YOSAN", Tamagochi, dan kaset tape.

1. Dilema tombol "X"

"Tombol X di joystick PlayStation mati. Kebanyakan dipakai main Winning Eleven. #Horor90an," kata pemilik akun Twitter @ariodimas.

Bagi anak-anak lelaki generasi 90-an, game bola Winning Eleven tak ubahnya kudapan yang bikin ketagihan. Pulang sekolah, sebelum tidur, atau ke rumah teman, setidaknya ada sesi "segol-dua gol" Winning Eleven.

Waktu itu, platform yang digunakan memainkan video game soccer buatan Konami ini adalah PlayStation 1 atau 2.

Pada stick PS, tombol "X" cukup sering dipencet untuk melakukan gerakan-gerakan taktis seperti gerak tipu tembakan. Maka dari itu, pemilik akun @ariodimas mengenang masa-masa ketika tombol "X" pada stiknya harus "tewas" karena terlalu acap digunakan.

Hari ini, generasi penerus game sohor buatan Konami tersebut lebih akrab disebut Pro Evolution Soccer atau PES.

2. Rekam lagu terpotong

Jika Winning Eleven banyak digandrungi anak-anak cowok, ada tren 90-an yang sifatnya multi-gender, misalnya kegandrungan "kaset tape".

Benda persegi yang digunakan untuk mendengar lagu-lagu terbaru itu hadir sebelum kemunculan CD dan file musik digital berformat MP3.

Kaset yang sudah berisi lagu digunakan untuk mendengar lagu. Sementara itu, kaset kosong biasanya dipakai merekam lagu-lagu kesukaan di radio untuk dijadikan sebuah "mixtape".

"Lagi ngerekam lagu asik dari radio, lagu belum kelar penyiar udah ngomong. #Horor90an," kata akun @siriuslyelmo, mengungkapkan perasaan anak-anak 90-an kala itu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com