Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu CEO Microsoft, IBM, dan Cisco, Obama Kutip Pernyataan Jokowi

Kompas.com - 17/02/2016, 08:04 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

KOMPAS.com — Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengundang tiga petinggi perusahaan digital untuk turut berdiskusi dalam konferensi ASEAN-US Summit di Interactive Gallery, Sunnylands Center & Gardens, California, AS.

Ketiga petinggi yang dimaksud adalah CEO Microsoft Satya Nadella, CEO IBM Ginni Rometty, dan CEO Cisco Chuck Robbins. Selain itu, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi juga turut hadir.

Dalam pembicaraan dengan ketiga CEO tersebut, disimpulkan betapa pentingnya teknologi untuk pengembangan ekonomi masyarakat hingga soal pemerintahan.

Obama secara khusus memberikan pandangan yang diambil dari pernyataan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengenai teknologi serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Teknologi mesti bisa memberdayakan usaha jenis tersebut serta merekatkan kesenjangan pembangunan.

"Intinya teknologi mesti bermanfaat bagi rakyat. Tentunya agar teknologi bermanfaat bagi rakyat maka masalah pendidikan sangat penting artinya," ujar Obama seperti dilaporkan Menlu Retno, Rabu (16/2/2016) waktu setempat.

Pada sesi Retreat I, Presiden Jokowi menekankan pentingnya peranan UMKM bagi Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya. Sekitar 88,8 persen hingga 99,9 persen bentuk usaha di ASEAN adalah UMKM yang menyerap 51,7 persen sampai 97,2 persen tenaga kerja di wilayah tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga menyatakan bahwa teknologi dan ekonomi digital adalah sebuah keniscayaan pada era digitalisasi.

"Setiap pemerintah harus memastikan bahwa era ini membawa manfaat bagi rakyat, khususnya UMKM. UMKM harus mendapat akses terhadap teknologi dan ekonomi digital," kata Presiden.

Potensi digital Indonesia

Indonesia memiliki potensi besar di bidang ekonomi digital. Tahun 2013, nilai transaksi e-commerce di Tanah Air tercatat sebesar 8 miliar dollar AS atau setara Rp 107,9 triliun. Pada  2014 angka ini tumbuh hingga 12 miliar dollar AS atau setara Rp 161,9 triliun.

Nilai transaksi e-commerce di Indonesia diprediksi bakal terus meningkat hingga mencapai 24,6 miliar dollar AS atau setara Rp 331,9 triliun pada 2016.

Selain itu, Indonesia juga memiliki aset untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital. Hal tersebut antara lain tecermin dari jumlah kelas menengah yang meningkat, kemudahan akses terhadap teknologi, serta tingginya gelombang pertumbuhan perusahan rintisan (startup) selama beberapa tahun terakhir.

Dari sisi pemerintah, Roadmap E-Commerce Nasional dengan nilai 130 miliar dollar AS telah meluncur dan diharapkan mampu menciptakan 1.000 technopreneur dengan nilai bisnis 10 miliar dollar AS pada 2020.

Presiden Jokowi memiliki visi menjadikan Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar pada tahun 2020. Oleh karena itu, Indonesia sangat mendukung kerja sama ASEAN-AS di bidang teknologi informatika, khususnya pemanfaatan ekonomi digital untuk umum.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com