Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buat Apa Sih Internet 5G?

Kompas.com - 29/02/2016, 08:11 WIB
Oik Yusuf

Penulis


BARCELONA, KOMPAS.com -5G itu bukan cuma soal kecepatan saja,” tegas EVP sekaligus CTO Qualcomm, Matt Grob, ketika berbicara dalam sesi keynote 5G di ajang Mobile World Congress (MWC) 2016, Barcelona, Spanyol, minggu lalu.

Menurut dia, teknologi seluler generasi ke-5 tersebut nantinya memang akan menghadirkan kecepatan transfer data yang jauh lebih kencang dari jaringan 4G yang ada saat ini, mencapai puluhan gigabit per detik.

Tapi lebih dari itu, 5G juga akan membuka aneka kemungkinan lain terkait pemanfaatan jaringan seluler di industri telekomunikasi.

“Tiga pilar Qualcomm terkait pemanfaatan jaringan 5G ini adalah enhanced mobile broadband, mission critical services, dan massive internet of things,” imbuh Grob di hadapan media yang hadir, termasuk jurnalis KompasTekno, Oik Yusuf.

Dari sisi konsumen, lanjutnya, kecepatan broadband 5G akan menghadirkan era virtual reality and augmented reality, di mana pengguna bisa langsung merasakan pengalaman memasuki dunia virtual langsung dari handset tanpa perlu terhubung ke jaringan internet kabel.

Soal IoT, jaringan 5G akan membantu perwujudan konsep smart city dan smart home dengan coverage yang lebih merata dan kecepatan transfer data tinggi. Mobil-mobil otomatis bakal terhubung dengan pusat data dan aneka sensor yang tersebar di segala penjuru kota.

Lalu, keamanan tinggi dipadu dengan latency yang rendah dari jaringan 5G disebut Grob akan memungkinkan aneka skenario lain terkait mission critical services atau layanan yang membutuhkan reliability tinggi seperti mobil otomatis tadi.

“Ini tak hanya berlaku untuk industri saja, namun bisa juga di bidang medis seperti konsultasi antara dokter dan pasien, hingga balapan drone dan real time control. Kita akan punya itu semua,” katanya.

Robot 5G

Senada dengan Grob, CTO SK Telecom Alex Choi berpendapat bahwa era 5G nanti akan didominasi oleh para pemain di bidang data, IoT, dan Media Player.

“Dulu saat era 3G yang berjaya adalah operator dan vendor. Saat kebangkitan smartphone beralih ke OTT, nanti situasinya akan beda lagi saat era 5G,” ujar Choi dalam kesempatan yang sama.

Seperti Qualcomm, SK Telecom fokus mengembangkan 5G untuk keperluan mission critical, machine communications, dan hal-hal terkait virtual reality dan kendali robot dari jarak jauh.

Virtual reality, menurut Choi, adalah salah satu use case paling menarik dari jaringan 5G dibandingkan teknologi 4G sebelumnya. Dengan virtual reality di 5G, orang-orang dari berbagai tempat berbeda bakal bisa saling bekerjasama seolah benar-benar hadir di lokasi yang sama.

“Soal robot, latency jaringan 5G yang rendah memungkinkan robot menggantikan manusia di kasus-kasus berbahaya seperti pemadam kebakaran,” tambah Choi.

Saat ini standar teknologi 5G masih belum ditetapkan. Para pelaku industri telekomunikasi masih berkesperimen dengan teknologi masing-masing.

(BACA JUGA: Qualcomm: Kami Akan Pimpin Transisi 5G)

SK Telecom, misalnya, menggunakan frekuensi 6 GHz untuk mencapai kecepatan transfer hingga 9,5 gigabit per detik.  Sementara, Qualcomm mengembangkan mobile broadband dengan teknologi millimeter wave, massive MIMO, dan carrier agregation untuk mewujudkan bandwidth yang lebih besar.

Butuh waktu beberapa tahun lagi sebelum jaringan 5G bisa mulai digelar. Pihak Qualcomm menargetkan akan mulai menggelar uji lapangan pada 2018, sementara layanan resmi diperkirakan baru mulai tersedia pada 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com