JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu tantangan bagi pengembang aplikasi lokal adalah mengekspansi bisnis ke ranah global. Pasalnya, kondisi sosial, budaya, dan ekonomi di pasar lokal berbeda dengan global.
Pun begitu, nyatanya beberapa produk lokal mampu mendulang sukses di kancah internasional.
Tiga di antaranya adalah aplikasi edit foto "PicMix" buatan Inovidea Magna Global, game balap "Mini Racing Adventures" buatan Minimo, dan game nuansa kuliner "Ramen Chain" buatan Touchten.
Punya rating tinggi
Saat ini PicMix sudah diunduh 5 juta kali lewat toko aplikasi Google Play Store. Lebih dari 114 ribu pengguna mengulas aplikasi tersebut dan menghasilkan rating 4,2.
Jumlah pengunduh yang sama juga diraup Mini Racing Adventures. Lebih dari 100 ribu pengguna mengulas game tersebut dan terbukti cukup puas karena berhasil mencapai rating 4,3.
Tak kalah, Ramen Chain pun menghimpun rating 4,2 dari sekitar 42 ribu pengguna yang mengulas. Game tersebut telah diunduh satu juta kali di perangkat Android.
Lantas, apa strategi ketiganya meraup basis pengguna global?
Menurut CEO Touchten Anton Soeharyo, jika dari awal berambisi memboyong produk untuk pasar internasional, maka bungkusan produk harus menarik di mata global.
Ia mencontohkan konsep Ramen Chain. Nama game tersebut sudah mengindikasikan unsur budaya Jepang.
Seperti diketahui, Jepang adalah salah satu negara dengan budaya mengglobal layaknya Amerika, China, dan Korea Selatan. Dengan begitu, pasar internasional lebih mudah menerima produk yang ditawarkan. Tapi tetap ada unsur lokal yang disisipkan di dalam game.
"Misalnya ada nasi goreng juga di dalam game. Jadi untuk kulitnya kami gunakan pendekatan global, tapi ada unsur lokal yang melengkapi," kata Anton dalam acara "Google for Mobile" di Ballroom Hotel Sheraton, Mal Gandaria City, Jakarta. Hal tersebut disepakati pendiri Minimo Agung Subagyo.
Kualitas produk juga penting
Namun tanggapan berbeda datang dari CEO Inovidea Magna Global Calvin Kizana. Menurut dia, hal paling penting adalah kualitas produk. Dari awal, Calvin dan timnya tak punya ambisi muluk-muluk soal PicMix.
"Target pasar kami cuma orang Indonesia karena kami mau benar-benar lokal. Tapi tiba-tiba viral sampai ke luar negeri. Kami bisa bilang ini keberuntugan," kata dia pada kesempatan yang sama.