Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yahoo Bakal Lego "Harta Karun" Senilai Rp 13 Triliun

Kompas.com - 08/06/2016, 14:36 WIB
Deliusno

Penulis

KOMPAS.com — Yahoo terus memutar otak demi mendapatkan dana tambahan. Kabar terbaru, raksasa internet yang sedang dalam masa sulit ini dikabarkan tengah menjajaki rencana menjual "harta karun" berupa ribuan hak paten miliknya.

Menurut seorang sumber yang tidak mau jika namanya disebutkan, Yahoo akan melelang sekitar 3.000 hak paten miliknya.

Hak paten itu termasuk teknologi mesin pencari, yang sebenarnya merupakan produk utama Yahoo. Ada juga paten lawas yang telah didaftarkan sejak tahun 1996 silam.

Baca: Twitter dan Yahoo Dikabarkan Berniat Merger

Dari hasil penjualan tersebut, perusahaan yang saat ini dipimpin oleh Marissa Mayer tersebut mengharapkan datangnya dana segar sebesar 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 13,2 triliun.

Untuk mengurusi penjualan itu, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Business Insider, Rabu (8/6/2016), Yahoo telah menunjuk perusahaan bank bernama Black Stone IP.

Yahoo dikatakan bakal menunggu tawaran terhadap hak patennya itu hingga pertengahan Juni ini.

Yahoo memang sedang berjuang keluar dari keterpurukan. Sampai-sampai, Yahoo berniat untuk melego perusahaan.

Baca: Orang Terkaya Ketiga Sejagat Mau Beli Yahoo?

Beberapa perusahaan besar dikatakan sudah berminat untuk membeli Yahoo. Yang terbaru, operator seluler asal AS, Verizon Communication Inc, disebutkan menawar aset-aset bisnis internet utama Yahoo senilai 3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 40 triliun.

Yahoo saat ini masih memiliki sekitar 1 juta pengguna lewat aneka layanan internet yang digelarnya. Namun, perusahaan yang sempat berjaya sebagai portal online tersebut belakangan mulai tergeser oleh pesaing, seperti Google dan Facebook.

Bisnis internet Yahoo awalnya diperkirakan bisa menarik nilai tawaran 4 miliar dollar AS hingga 8 miliar dollar AS.  Namun, minat sejumlah calon pembeli dilaporkan menurun setelah bulan lalu, CEO Marissa Mayer membeberkan kesulitan keuangan yang mendera perusahaan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com