Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Uber Rugi sampai Rp 16,8 Triliun?

Kompas.com - 27/08/2016, 08:29 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Perusahaan penyedia layanan transportasi berbasis aplikasi Uber menderita kerugian sebesar 1,27 miliar dollar AS atau sekitar Rp 16,8 triliun pada semester I 2016.

Kerugian tersebut terjadi selama enam bulan dan trennya terus meningkat. Mengutip Bloomberg, Sabtu (27/8/2016), Uber merugi sekitar 520 juta dollar AS pada kuartal I 2016. Adapun kerugian meningkat pada kuartal II 2016, yakni mencapai 750 juta dollar AS.

Menurut informasi yang diterima dalam paparan dari Kepala Keuangan Uber Gautam Gupta, kerugian secara global mayoritas disebabkan subsidi yang harus dibayarkan kepada pengemudi. Namun, pihak Uber enggan berkomentar.

Uber saat ini memang hanya mengutip persentase yang kecil dari pendapatan pengemudi. Meski belakangan Uber mulai mengambil persentase lebih besar atau mengurangi subsidi untuk pengemudi.

Kerugian besar yang didapat perusahaan ride sharing sudah menjadi hal yang biasa. Kondisi ini tidak hanya dialami oleh Uber. Kebanyakan layanan transportasi berbasis aplikasi saat ini masih "bakar duit" untuk menarik mitra dan pengguna sebanyak mungkin. Baca: Apa Benar Go-Jek Kehabisan Uang?

"Kita tidak akan menemukan banyak perusahaan teknologi yang bisa merugi sebanyak dan secepat ini," kata Aswath Damodaran, profesor bisnis dari New York University.

Nilai pemesanan layanan transportasi Uber tumbuh secara bombastis dari kuartal I ke kuartal II 2016, yakni dari sekitar 3,8 miliar dollar AS menjadi lebih dari 5 miliar dollar AS. Sementara itu, pendapatan bersih meningkat 18 persen dari 960 juta dollar AS menjadi 1,1 miliar dollar AS pada kuartal II 2016.

Baca juga: Pengguna Uber Protes, Kasablanka-Setiabudi Ditagih Rp 595.000

Uber mengalami kerugian dari kuartal satu ke kuartal berikutnya. Contoh saja, pada tahun 2015, Uber merugi setidaknya 2 miliar dollar AS sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.

Dengan demikian, selama 7 tahun berdiri, Uber sudah mengalami kerugian setidaknya sebesar 4 miliar dollar AS.

"Sangat jarang bagi perusahaan untuk kehilangan uang dalam jumlah besar sejalan dengan upaya mereka untuk membangun pasar secara signfikan dan bersaing merebut pangsa pasar. Tantangan yang menarik adalah mengubah kerugian menjadi untung dan dengan arus kas yang positif," ungkap Joe Grundfest, profesor hukum dan bisnis dari Stanford University.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Bloomberg

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com