Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Warga Papua Mencari Sinyal dan Pulsa

Kompas.com - 28/09/2016, 12:48 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com - Bersamaan dengan penetrasi layanan video-streaming yang semakin agresif di wilayah perkotaan, masih ada masyarakat pedesaan yang harus berjalan kaki ratusan meter hanya untuk menelpon atau mengirim SMS.

Setidaknya begitu yang dirasakan Yordan, warga desa Sosiri, distrik Waibu, Jayapura, Papua.

"Kalau mau menelpon harus naik gunung," kata dia pada KompasTekno, Rabu (28/9/2016) di sela-sela Festival Desa Teknologi Komunikasi dan Informasi (Destika) di Danau Sentani, Kalkote, Jayapura, Papua.

Yordan adalah salah satu pengisi acara pertunjukan hiburan di Festival Destika. Ia dan kawanannya bermain seruling untuk meramaikan acara tahunan tersebut.

Pria paruh baya tersebut mengatakan harus berjalan 300 meter jika ingin menghubungi kerabatnya via telepon seluler. Jangan bayangkan telepon seluler yang dia maksud adalah keluaran brand kawakan semisal Samsung atau Apple. Yordan tak mengenal lini tersebut.

Ponsel yang ia maksud adalah ponsel "kecil" yang tak lain adalah feature phone yang hanya bisa dipakai untuk menelepon atau berkirim SMS saja. Menurut dia, tetangga-tetangganya di Sosiri tak mengenal ponsel "besar" yang kita sebut smartphone.

Beli pulsa pun susah

Tak cuma perjuangan mencari sinyal yang dirasakan Yordan, tapi juga perjuangan mencari pulsa. Di Sosiri, tak ada orang yang berjualan pulsa. Warga harus berjalan belasan kilometer untuk sampai ke perbatasan kota demi membeli pulsa.

Hal serupa diungkapkan Bobi, pengisi acara lainnya yang menampilkan tarian tradisional Papua. Ia menaruh harapan pada pemerintah pusat untuk memboyong sinyal berkualitas untuk masyarakat Indonesia Timur.

Ia tak muluk-muluk meminta jaringan internet. Asalkan bisa menelpon dengan lancar dan mudah ia sudah senang.

"Mendapat informasi dengan mudah penting untuk kami supaya bisa setara dengan masyarakat kota," ia menuturkan.

Kerabatnya, Milka, seiya sekata. Gadis remaja tersebut ingin bisa mengetahui apa yang terjadi di belahan dunia lain secara gampang. "Supaya kami juga pintar," ujarnya.

Upaya Kemenkominfo

Hal ini menjadi perhatian Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo). Melalui proyek Palapa Ring, pemerintah ingin mengalirkan jaringan internet ke daerah-daerah pelosok, salah satunya Papua.

Pekan ini, Kemenkominfo juga menggelar festival tahunan Desa Teknologi Informasi dan Komunikasi (Destika) di Jayapura. Sebelumnya, Destika pernah digelar di Melung, Majalengka, dan Belitung Timur.

"Ini adalah program untuk membangun desa dari sektor teknologi. Kami ingin semua masyarakat bisa memanfaatkan teknologi secara maksimal," kata Kepala Seksi Penerapan Teknologi dan Infrastruktur Dirjen Aptika Kemenkominfo, Aris Kurniawan, kepada KompasTekno.

Festival Destika digelar mulai Rabu (28/9/2016) sampai Jumat (30/9/2016) di Danau Sentani, Jayapura.

Tak kurang dari 1.000 peserta dari perwakilan desa dari seluruh Indonesia, Kemenkominfo, developer, startup, dan Pemda bakal berkumpul untuk saling berbagi ilmu soal pemanfaatan teknologi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com