Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Cara Kerja Aplikasi Pengendali Jarak Jauh Videotron Jakarta

Kompas.com - 06/10/2016, 10:03 WIB
Oik Yusuf

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian telah menangkap seseorang berinisial SAR yang diduga bertanggung jawab atas penayangan video porno di sebuah billboard digital (videotron) di kawasan Jakarta Selatan, pekan lalu.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Fadil Imran menjelaskan, sebelum melakukan aksinya, SAR terlebih dahulu mendapatkan username dan password untuk mengakses kendali videotron.

"Tersangka ini lebih kepada ilegal access, bisa juga hacker," kata Fadil kepada Kompas.com di Mapolda Metro Jaya pada hari yang sama dengan penangkapan SAR.

Menurut keterangan dari pihak kepolisian, SAR yang berprofesi sebagai ahli IT di PT Mediatrac memperoleh username dan password aplikasi yang dipakai di videotron ketika sedang melintas di dekatnya, akhir September lalu. Aplikasi yang dipakai adalah TeamViewer.

Baca: Ini Kronologi Peretasan Videotron yang Tayangkan Konten Pornografi

SAR kemudian mengunduh aplikasi remote access TeamViewer dan memasukkan username dan password videotron bersangkutan untuk mengambil alih kendali dari pengelola yang seharusnya, yakni PT Transito Adiman Jati.

Saat itulah, dia mulai menonton tayangan video porno di komputernya yang kemudian ikut disalurkan ke billboard digital tersebut sehingga menjadi tontonan publik.

Meski dia mengaku tak mengetahui bahwa film yang ditonton akan terhubung dengan videotron di Jalan Wijaya itu, SAR tetap terancam dijerat Pasal 282 KUHP tentang Tindak Pidana Asusila dan Pasal 27 ayat 1 UU ITE dengan ancaman penjara 7 tahun dan denda Rp 15 miliar.

Bagaimana SAR melakukan aksinya? KompasTekno mencoba mengulas teknik yang dilakukan untuk mendapat akses ke billboard digital.

Kendali dari jauh

Digital signage, termasuk billboard elektronik, pada dasarnya terdiri dari komponen layar dan komputer yang bertindak sebagai pemutar konten.

Komputer di balik layar bisa berupa embedded system yang ringkas dan terintegrasi dengan layar, atau komputer dengan sistem operasi desktop, seperti Linux atau Windows, bisa juga OS mobile seperti Android.

Apabila tersambung ke sistem komputer lain melalui kabel jaringan, atau koneksi internet/jaringan seluler, komputer pada billboard digital bisa dikendalikan dari jauh oleh perangkat lain (remote access), termasuk dalam hal memampang konten di layar.

Software remote access yang bisa memfasilitasi hal tersebut banyak tersedia, misalnya saja Mirabyte dan TeamViewer yang digunakan oleh SAR dalam kasus penayangan konten porno di videotron.

Mirabyte, verypixel.com Skema penayangan konten di billboard elektronik bisa sederhana dan langsung, antar komputer ke komputer melalui sambungan internet, jaringan lokal, dan flashdisk (gambar kiri), atau dengan melibatkan beberapa perangkat lain untuk penayanan konten multimedia, termasuk keluaran audio.

Aplikasi TeamViewer yang dipromosikan sebagai sarana untuk kolaborasi jarak jauh seperti remote technical support ini bisa diunduh dan digunakan secara gratis untuk keperluan pribadi atau perorangan.

Cara memakainya mudah dan bersifat lintas platform. Komputer pengendali dan komputer di billboard tak harus menggunakan sistem operasi yang sama.

Di situsnya, TeamViewer mengatakan, software tersebut bisa berjalan di berbagai sistem operasi baru, seperti Android M, Windows 10, Mac OS El Capitan, ataupun yang lawas, seperti Windows XP dan Windows Server 2003.

Asalkan perangkat terhubung ke internet, penggunanya bisa mengendalikan tampilan billboard digital.

Syaratnya, software TeamViewer mesti terpasang dan berjalan di komputer pengendali dan komputer di billboard.

Tiga hal inilah (koneksi internet serta komputer pengendali dan komputer billboard yang keduanya dipasangi TeamViewer) yang memungkinkan SAR menayangkan video porno.

Percobaan "meretas"

KompasTekno sempat menjajal software TeamViewer dengan memasangnya di dua komputer dengan sistem operasi berbeda.

Komputer pertama yang bertindak pengendali menggunakan sistem operasi Mac OS. Sementara itu, komputer kedua yang akan dikendalikan berbasis Windows.

Proses instalasi TeamViewer berlangsung cepat dan mulus. Situs sang pembuat langsung mengenali sistem operasi apa yang dipakai oleh komputer pengakses, lantas memberikan file instalasi yang sesuai (ekstensi .DMG untuk Mac OS, .EXE untuk Windows).

Usai terpasang, begitu dibuka, TeamViewer akan langsung menyajikan tampilan utama yang menyodorkan nomor "ID" dan password pengguna.

ID dan kata kunci inilah yang dimasukkan dari komputer pengendali untuk "mengambil alih" komputer lain yang sama-sama menjalankan TeamViewer dari jauh.

Oik Yusuf/ KOMPAS.com Tampilan menu aplikasi TeamViewer yang langsung menampilkan nomor ID dan password untuk mengakses komputer pengguna. Mungkin layar inilah yang sempat muncul di videotron Jakarta Selatan dan difoto oleh SAR.

Caranya gampang saja, cukup masukkan nomor ID komputer yang akan dikendalikan ("partner"), lalu tekan tombol "connect to partner". Program lalu akan meminta password yang bisa dilihat di tampilan TeamViewer di layar komputer yang akan dikendalikan.

Setelah menunggu proses koneksi beberapa lama, kedua komputer pun tersambung. Antarmuka desktop sistem operasi di komputer yang dikendalikan akan tampil di komputer pengendali dalam bentuk window remote access.

Pengguna di komputer pengendali lantas bisa berinteraksi dengan komputer yang dikendalikan lewat window remote access tadi, mulai dari membuka menu Start hingga menjelajah internet lewat browser.

Seolah-olah pengguna benar-benar berada di hadapan komputer lain karena memang itulah kegunaan dari software remote access.

Hanya saja, proses interaksi terasa lambat dan terdapat jeda waktu antara input dan reaksi (lagging). Boleh jadi ini karena request dari pengendali dialihkan terlebih dahulu melalui internet ke server TeamViewer sebelum disampaikan ke komputer yang dikendalikan.

Apabila resolusi layar komputer yang dikendalikan tidak sama dengan komputer pengendali atau kurang ideal, tampilan antar-mukanya di jendela remote access bisa terpotong. Mungkinkah ini sebabnya tayangan porno di videotron Jakarta Selatan tidak tampil satu layar penuh? (Baca: Situs Porno di Videotron Jakarta Masih Bisa Dibuka Publik)

Oik Yusuf/ KOMPAS.com Tampilan window remote access TeamViewer di komputer pengendali berbasis Mac OS X. Komputer yang dikendalikan mamakai sistem operasi Windows 10 dan bisa dikontrol lewat antarmuka dalam window tersebut.

Selain mengendalikan komputer lain, software remote access semacam TeamViewer juga bisa dipakai untuk mengawasi (memata-matai) aktivitas pengguna yang komputernya dikendalikan karena kegiatannya di sistem operasi turut bisa diamati lewat jendela remote access.

Pengendali bisa mengetahui apabila pengguna komputer lain itu sedang mengetik sebuah dokumen (berikut isinya) atau mengunjungi suatu situs di internet, misalnya.

Proses mengendalikan komputer lain dengan TeamViewer terbilang sangat mudah. Tak perlu mengetahui alamat IP komputer tujuan ataupun memakai teknik hacking, seperti packet sniffing ataupun mengakses hardware billboard secara fisik.

Asalkan tahu nomor ID dan password software TeamViewer yang terpasang di billboard, seseorang bisa "mengambil alih" billboard bersangkutan melalui komputer lain yang tersambung ke internet.

Bagaimana cara SAR mendapatkan dua informasi vital tersebut? Dia mengaku nomor ID dan kata kunci itu suatu ketika nongol di layar billboard, entah karena sengaja atau tidak. SAR yang kebetulan lewat di dekatnya langsung menjepret tampilan layar dengan ponsel.

Baca: Ini Pengakuan Peretas Videotron di Jalan Wijaya

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com