Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Peretas Memanfaatkan Kamera dalam "Hacking" Terbesar Sepanjang Sejarah

Kompas.com - 11/10/2016, 10:33 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Sumber PetaPixel

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, situs milik blogger sekuriti Brian Krebs ditumbangkan oleh serangan cyber distributed denial of servise (DDoS) terbesar sepanjang sejarah.

Serangan sebesar 620 gigabit per detik itu muncul setelah Krebs menulis soal sepak terjang grup vDOS di Israel yang menyediakan jasa serangan DDoS berbayar.

Para hacker penyerang memanfaatkan aneka piranti internet of things (IoT) yang diretas dan dijadikan “pasukan” untuk melancarkan DDoS massal. Jenis perangkat IoT ini termasuk kamera keamanan yang tersambung ke internet (IP camera).

PetaPixel Aneka macam kamera IP rentan dibajak hacker untuk dipakai melancarkan serangan cyber, termasuk kamera keamanan, CCTV, dan baby monitor yang tersambung ke internet.
Sebanyak 1,5 juta kamera IP dari seluruh dunia yang dijadikan “zombie” oleh para hacker ikut serta dalam serangan.

Laporan PetaPixel yang dirangkum oleh KompasTekno, Selasa (11/10/2016) menyebutkan bahwa kamera IP memang rentan dibajak hacker karena penggunanya kerap kali tak mengganti password default.

Sementara, password default dari pabrik ini kebanyakan sangat lemah dan gampang ditebak. Kamera IP produksi Sanyo, misalnya, memiliki username default “admin” dan password “admin”.

Pabrikan-pabrikan lain seperti Canon, Panasonic, JVC, dan Toshiba juga demikian. Belum lagi, di internet banyak tersedia situs yang menyediakan daftar username dan password default untuk perangkat-perangkat ini.

Untuk “menyembuhkan” kamera IP yang dibajak hacker, para pemilik dianjurkan untuk melakukan restart perangkat, lalu segera mengganti username dan password default.

PetaPixel Para hacker memanfaatkan pasukan zombie yang dikendalikan server pengontrol untuk menyerang korban. Dalam hal ini, zombie terdiri dari aneka perangkat internet of things, termasuk kamera IP.
Selain kamera, perangkat-perangkat IoT lain yang rentan dibajak hacker termasuk router, digital video recorder, dan lain-lain.

Para hacker memiliki software otomatis yang memindai keberadaan perangkat-perangkat ini di internet, lantas membobol dan menyuntik mereka dengan program bot.

Program bot yang terhubung ke server pengendali utama lantas memobilisasi perangkat-perangkat terinfeksi untuk digunakan sebagai pasukan dalam serangan cyber.

Situs Krebs saat ini telah kembali online di bawah proteksi program Google Shield yang menangkal serangan para hacker.

Namun, dia menambahkan bahwa grup peretas vDOS  kini telah membeberkan source code program bot net Mirai yang dipakai menyerangnya di internet. Artinya, para hacker lain pun bakal segera bisa memakai metode serupa, yakni membajak perangkat IoT seara massal, dalam melancarkan serangan cyber.

Baca: Google Lindungi Jurnalis dari Serangan Cyber Terbesar Sepanjang Sejarah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber PetaPixel
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com