JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana sekeliling terlihat gelap gulita. Pohon-pohon hanya berupa siluet di kejauhan. Di tengah hitam pekat itu, tiba-tiba muncul seorang nenek yang memegang lentera.
Sosoknya segera tampak mencolok di kegelapan malam. Punggungnya sedikit bungkuk. Si nenek menyeringai. Wajahnya yang keriput terlihat menyeramkan. Lalu dia mulai melangkah, mengejar.
Anda adalah seorang gadis yang entah mengapa harus kabur menghindari si nenek. Melihat sekeliling, ada koridor menuju rumah tua yang reyot di tengah kabut tipis Tak ada pilihan lain, tempat itulah yang dituju dengan langkah gontai.
Keadaan di dalam rumah tak lebih baik daripada di luar. Dinding, lantai dan atapnya sudah hancur di sana-sini, menyisakan banyak lubang. Aneka perabot tua nan berdebu tercecer berantakan.
Bayang-bayang dari lentera si nenek, dan dari banyak lilin yang entah bagaimana caranya banyak bertebaran di rumah itu, menciptakan situasi yang mencekam.
Si nenek berkeliling rumah mencari Anda sambil mulutnya komat-kamit. Dia menggumamkan sesuatu soal “keadaan istimewa” yang tidak disyukuri.
Anda lari dari ruangan ke ruangan untuk menghindari si nenek, bersembunyi di balik perabotan. Pokoknya jangan sampai tertangkap.
Setelah sempat kucing-kucingan selama beberapa waktu, Anda menemukan secarik kertas dengan tulisan berbunyi “Ada yang salah dengan dia” di sebuah lorong kecil di bawah tana
Anda menengok ke belakang, dan tiba-tiba si nenek sudah berada di sana. Close up wajahnya menjadi hal terakhir yang Anda lihat sebelum layar berubah gelap.
Itulah, kurang lebih, isi demo game Virtual Reality (VR) Resident Evil 7 yang berjudul “Lantern”, salah satu game yang dipakai oleh Sony untuk unjuk gigi headset PlayStation VR di Jakarta, Rabu (19/10/2016) kemarin.
Demo game yang mengambil sudut pandang orang pertama tersebut disajikan dengan apik melalui teknologi Virtual Reality besutan Sony oleh konsol game PlayStation 4 melalui PlayStation VR.
Meski mengenakan kacamata, KompasTekno merasa cukup nyaman saat menjajal PlayStation VR. Ini karena ruang proyeksi headset di depan mata bisa diatur agar menyediakan jarak yang cukup dengan alat bantu pengelihatan itu.
“Kami memang sengaja membuat PlayStation VR agar terasa senyaman mungkin, termasuk untuk gamer berkacamata,” ujar Ian Purnomo, Assistant Manager Public Relations Marketing Department Sony Interactive Indonesia, yang hadir untuk memberi penjelasan kepada wartawan dalam kesempatan tersebut.
Headset PlayStation VR berfungsi sebagai pengganti layar TV. Fungsinya hanya untuk melihat sekeliling saja, layaknya kepala seseorang.
Kendali arah gerakan tubuh tetap dilakukan lewat sepasang stick analog di controller DualShock. Hal ini juga berlaku untuk game balap Driveclub VR yang turut dijajal oleh Kompas Tekno dalam Virtual Reality.
Controller PlayStation Move bisa dipakai dalam beberapa judul lain, seperti untuk melempar senjata batarang dalam game Batman Arkham VR.
VR Sickness
KompasTekno tak merasakan gejala “VR sickness” saat menghabiskan waktu sekitar 15 menit bermain petak umpet bersama sang nenek di demo game Resident Evil 7.
Beda halnya saat menjajal mobil Ferrari untuk membalap beberapa putaran di game Driveclub. Rasa pening dan mual terasa setelah memasuki garis finis.
Sensasi yang dikenal dengan nama VR sickness ini tiba-tiba menyergap, bahkan dengan durasi waktu pemakaian yang lebih singkat, tak sampai lima menit.
Mungkin karena tempo permainan cepat dengan mobil-mobil balap yang melesat kencang, berbeda dari Resident Evil yang relatif “santai”.
Penelusuran singkat di internet membenarkan dugaan bahwa beberapa judul game memang lebih rawan menyebabkan VR sickness, termasuk Driveclub tadi. Ada juga judul-judul lain yang lebih aman.
Sangkaan sementara, VR sickness terjadi di judul-judul game yang melibatkan banyak gerakan seperti Battlezone dan EVE: Valkyrie. Kalau diteruskan, VR sickness bisa menyebabkan pemain muntah-muntah.
“Kalau menurut pengalaman saya pribadi sebaliknya pakai 10 menit, lalu lepas sebentar untuk mengistirahatkan mata,” katanya.
Perlu ditambahkan bahwa VR sickness bukan monopoli PlayStation VR semata. Hal yang sama dilaporkan juga bisa terjadi di produk-produk headset VR lain seperti Oculus Rift dan HTC Vive.
Bergerigi
Selain konsol game PlayStation 4, agar bisa berfungsi PlayStation VR mesti dipasangkan dengan aksesori lain, yakni PlayStation Camera.
PlayStation Camera inilah yang melacak gerakan kepala pemakai PlayStation VR supaya bisa diterjemahkan menjadi arah pandangan dalam game.
Unit PlayStation VR dibekali panel layar dengan resolusi full-HD (1.920 x 1.080). Namun, karena pandangan harus dibelah dua untuk masing-masing mata, maka resolusi horizontal terpangkas setengah menjadi 960 piksel, sementara resolusi vertikal tetap di angka 1.080 piksel.
Ian mengatakan resolusi tersebut sudah mampu menghasilkan tampilan Virtual Reality yang cukup tajam.
Hal ini paling kentara ketika ada obyek berbentuk miring atau melintang yang jadi tampak seperti anak tangga atau bergerigi (jaggy).
Tekstur benda-benda 3D tampak sedikit buram dan kurang tajam ketika dilihat dari jarak sangat dekat dalam dunia VR, seperti misalnya close-up wajah si nenek dalam Resident Evil 7, juga dalam adegan akhir demo tersebut yang menggambarkan “keluarga” Baker tengah bersantap malam sambil diselingi kekerasan.
Toh, meski memiliki kekurangan, setidaknya kinerja PlayStation VR terbilang mulus dengan frame rate yang cukup tinggi.
Ian juga menjamin tak akan ada perbedaan performa antar-tiga konsol PlayStation 4, PlayStation 4 Slim, dan PlayStation 4 Pro saat menjalankan judul-judul VR. Dia mengaku masih belum bisa memastikan kapan PlayStation 4 Slim dan Pro masuk Indonesia.
PlayStation VR sendiri sudah mulai tersedia di Indonesia pada 13 Oktober lalu dengan banderol Rp 6,7 juta dan Rp 7,4 juta untuk versi bundel dengan aksesori PlayStation Camera.
Resident Evil 7? Versi final game tersebut baru akan dirilis pada Januari 2017 mendatang. Untuk sementara waktu, ada 32 judul game lain di PlayStation Store yang bisa menemani para pemilik PlayStation VR.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.