Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Foxconn Butuh Rp 93 Triliun Pindahkan Pabrik iPhone ke AS

Kompas.com - 24/01/2017, 17:18 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Manufaktur rekanan Apple terbesar, Foxconn, mempertimbangkan opsi untuk membuka pabrik di AS. Hal ini menyusul imbauan Presiden AS, Donald Trump untuk memindahkan fasilitas produksi iPhone dari China ke Negeri Paman Sam.

Menurut CEO dan Direktur Utama Foxconn, Terry Gou, fasilitas produksi yang rencananya bakal dibangun di AS adalah pabrik tampilan ponsel alias mobile display.

Biaya investasinya dikalkulasikan mencapai 7 miliar dollar AS atau setara Rp 93 triliun. Nilai tersebut digadang-gadang mampu membuka 30.000 hingga 50.000 lapangan kerja baru di AS.

"Ada rencana, tapi bukan janji. Ini masih harapan," kata Gou, sebagaimana dilaporkan Reuters dan dihimpun KompasTekno, Selasa (24/1/2017).

Jika nantinya terlaksana, Sharp disebut-sebut bakal mengelola pabrik display Foxconn di AS. Diketahui, Sharp telah rampung diakuisisi Foxconn pada Februari 2016 lalu senilai 6,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 82 triliun.

Baca: Mantan Bos Foxconn Dituduh Curi 5.700 iPhone Senilai Rp 21 Miliar

Terlepas dari itu semua, Gou menegaskan bahwa bisnis utama Foxconn tetap berdiri di China. Rencana membuka pabrik di AS muncul karena kebijakan yang bakal ditetapkan Presiden Trump.

Sejak berkampanye hingga terpilih menjadi presiden, Trump berkali-kali menekan Apple untuk memasarkan iPhone yang benar-benar dibuat di AS. Jika tidak, Trump mengancam akan meningkatkan tarif impor dari beberapa negara, termasuk China.

Sebaliknya, jika Apple mau memproduksi iPhone di AS, Trump berjanji akan melonggarkan beberapa kebijakan bisnis seperti pajak pendapatan.

Selain Foxconn, pabrik komponen Apple lainnya yang berbasis di China belum berencana pindah ke AS. Mereka mengatakan biaya produksi di AS akan membengkak dan berimplikasi pada harga ritel iPhone yang melambung tinggi.

Baca: Rekor 25 Tahun Foxconn Sang Perakit iPhone Terhenti, Salah Siapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com