Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Line Ikut Bantu Perangi Berita "Hoax"

Kompas.com - 08/02/2017, 19:35 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Maraknya peredaran berita palsu alias hoax di kalangan netizen Indonesia belakangan ini membuat prihatin banyak pihak, termasuk juga Line, penyedia layanan messaging populer yang berbasis di Jepang.

Dalam rangka membantu memerangi hoax, Line berinisiatif membuat kemitraan dengan para rekanan outlet berita terpercaya dalam layanan agregasi Line News untuk memperoleh informasi mengenai hoax yang tengah beredar di masyarakat. Informasi ini lantas disebarluaskan kepada para pengguna Line melalui Line News.

"Jadi, kami punya tim kurasi. Tiap minggu, setiap Senin pagi, kami keluarkan yang namanya kumpulan kabar hoax. Kami beri tahu berita-berita mana saja yang hoax," ujar Managing Director Line Indonesia Ongki Kurniawan, ketika ditemui KompasTekno, usai acara Line Business Outlook 2017 di Jakarta, Rabu (8/2/2017).

Baca: Algoritma Baru Facebook Bisa Tenggelamkan Berita "Hoax"

Inisiatif kerja sama dengan penyedia konten tepercaya untuk memerangi hoax itu, menurut Ongki, sebenarnya telah dimulai sejak sebulan lalu. Dia mengaku baru sanggup mengeluarkan kumpulan kabar hoax setiap minggu karena keterbatasan tenaga kerja.

Line News sendiri merupakan layanan agregasi berita dari sejumlah penyedia konten online tepercaya di Indonesia. Saat ini ada lebih dari 70 penyedia konten yang bekerja sama dengan Line News, termasuk Kompas.com.

Selain dengan penyedia konten di Line News, menurut Ongki, Line juga menggandeng tim Trust+ Positif dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) untuk mengadakan sosialisasi soal ciri berita hoax, berikut cara pengaduannya apabila menemukan berita palsu.

Materi sosialisasi ini lantas disebarkan melalui cara broadcast kepada semua pengguna. Ongki mengatakan, cara tersebut mendapat sambutan positif dari pengguna. "Responsnya bagus. Jumlah like bisa 15.000-an. Pemerintah melihat Line sebagai partner untuk masalah hoax ini," pungkasnya.

Baca: Ikan Tongkol dan Hoax Disleksia: Meramu Kebohongan demi Simpati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com