Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Karier Ardian Syaf, Sang Komikus Batman "Jokowi" hingga X-Men "212"

Kompas.com - 11/04/2017, 19:14 WIB
Oik Yusuf

Penulis

KOMPAS.com - "Little Jakarta" adalah bagian dari Gotham City yang gelap dan muram, tempat sang manusia kelelawar Batman biasa berseliwiran membelah malam.

Di sana, di antara spanduk warung soto ayam dan masakan Padang, berdiri sebuah baliho kampanye pasangan cagub dan cawagub Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Gambaran tersebut diselipkan oleh Ardian Syaf, seorang ilustrator asal Indonesia yang menangani komik Batgirl edisi The New 52 Nomor 9: Night of the Owls, terbitan DC Comics.

Ketika komik yang bersangkutan terbit, pada 2012, di Jakarta memang sedang berlangsung kampanye pemilihan kepala daerah. Ardian ingin menambah sedikit sentuhan lokal berbau Indonesia pada karya bertaraf internasional itu.

“Jokowi sudah dinyatakan maju untuk DKI 1. Saya kebetulan simpati, jadi ikut kampanye sedikit, he-he-he,” tutur Ardian menerangkan alasannya dalam sebuah wawancara dengan Kompas.com. (Baca: Ardian Syaf, "Batman" dari Tulungagung)

DC Comics Penggambaran Little Jakarta dalam komik Batgirl The New 52 Nomor 9 oleh Ardian Syaf. Baliho Jokowi-Ahok terlihat di pojok kiri panel.

Baliho Jokowi-Ahok hasil coretan Ardian tak terlalu tampak dalam versi cetak komik karena terhalang kotak dialog. Namun, foto sketsa awalnya yang sempat dilansir Antara jelas menampakkan tulisan "Jokowi DKI 1".

Bertahun-tahun kemudian, Ardian kembali menyisipkan pesan berbau politik dalam karya komik internasional -juga soal pilkada DKI- tapi dengan akibat yang jauh berbeda.

Berawal dari Bobo

Ardian Syaf adalah sosok familiar di dunia komik dan ilustrasi Indonesia. Dia adalah salah satu orang Indonesia yang sukses berprofesi sebagai "penciler" alias komikus yang menerjemahkan naskah ke dalam bahasa gambar.

Dari rumahnya di Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung, Jawa Timur, lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas Negeri Malang ini menggarap karya-karya untuk diterbitkan di aneka komik mancanegara.

Sedari kecil Ardian Syaf sudah bercita-cita menjadi komikus. Kesukaannya pada komik ibarat jatuh cinta pada pandangan pertama: saat duduk di kelas 1 SD, dia sangat terkesan dengan hadiah komik yang didapat dari majalah Bobo.

Sang ayah turut mendukung kesukaannya dengan membelikan Ardian Syaf berbagai komik yang dibeli di pasar loak. Cita-cita menjadi komikus konsisten dijaga. Namun memang, jalan awal yang mesti dirintis tak mudah dilalui.

ardiansyaf.com Ardian Syaf
“Dulu, ibu saya pernah khawatir, ‘Aan (panggilan Ardian), dari menggambar bisa kerja apa ya’?” sebut Ardian suatu ketika, Selepas kuliah tahun 2004, Aan sempat bekerja serabutan di beberapa tempat.

Dia menjadi penata letak buku pelajaran SMA, mengerjakan proyek ilustrasi dengan bayaran kecil, hingga menggarap komik debutan secara cuma-cuma.

Kesempatan besar yang mengubah jalan hidup Ardian datang pada 2007, ketika seorang kenalan memberikan informasi tentang penerbit Dabel Brothers Publishing yang sedang mencari komikus untuk serial komik Dresden Files.

Penerbit yang cukup ternama di Amerika Serikat tersebut lantas mempercayakan Ardian Syaf menggarap komik Dresden Files: Welcome to the Jungle nomor 1 sampai 4. Sejak itulah karya Ardian makin dilirik penerbit besar internasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com