Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transformasi Zuckerberg, dari Bocah "Awkward" hingga Jadi Inspirasi

Kompas.com - 18/04/2017, 19:48 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber BuzzFeed

KOMPAS.com - Sekitar tujuh tahun lalu, Mark Zuckerberg tampil dengan hoodie andalannya di sebuah konferensi teknologi tahun 2010. Ia diwawancarai seorang anchor bernama Lesley Stahl.

Kala itu, sang pendiri Facebook yang masih berusia 23 tahun menjadi sorotan, karena baru memunculkan jejaring sosial yang sontak fenomenal. Ia disebut-sebut sebagai penerus para punggawa Google, Larry Page dan Sergey Brin.

"Anda menjadi sosok di industri teknologi yang dibicarakan semua orang," kata Stahl kala itu.

Zuckerberg tak merespons apa-apa. Ia hanya melihat balik ke Stahl dengan ekspresi dan gestur tubuh yang kikuk alias awkward. Stahl pun heran dan melontarkan kalimat singkat, "Anda hanya menatap saya".

Zuckerberg muda merespons datar, "apakah itu sebuah pertanyaan?," tanya dia. Sebelum Zuckerberg naik ke atas panggung, Stahl memang diwanti-wanti terlebih dahulu tentang sosok anak muda yang drop out dari Harvard University itu.

"Kami diperingatkan bahwa Zuckerberg orangnya awkward dan enggan berbicara tentang dirinya," Stahl menjelaskan.

Bertransformasi

Kini, Zuckerberg yang sudah berumur 32 tahun, jauh dari kesan kikuk yang dulu menjadi ciri khasnya ketika awal muncul di media massa.

Mark Zuckerberg bersama istrinya, Priscilla ChanReuters Mark Zuckerberg bersama istrinya, Priscilla Chan
Ia bertransformasi menjadi tokoh yang ramah, pintar berbicara di depan kamera dan di depan umum, serta aktif di kegiatan sosial bersama sang istri, Priscilla Chan.

Ia bahkan telah menjadi bapak untuk seorang anak perempuan dan janin yang masih bertengger di rahim Priscilla. Di sela-sela kegiatannya, Zuckerberg kerap mengunggah video-video keseharian dirinya bersama keluarga di laman Facebook personalnya.

Strategi ini mendekatkan dirinya dengan para pengguna Facebook di seluruh dunia. Tentunya Zuckerberg telah melewati proses panjang untuk sampai ke titik sekarang.

Ia merekrut penulis pidato dan mengganti hoodie-nya dengan kaos abu-abu minimalis yang mencerminkan karakter santai, sederhana, dan bersahabat.

"Salah satu hal yang saya sadari setelah bertahun-tahun, Zuckerberg telah meningkatkan kecerdasan emosionalnya alias emotional quotient (EQ)," kata jurnalis senior Kara Swisher, sebagaimana dilaporkan BuzzFeed dan dihimpun KompasTekno, Senin (17/4/2017).

"Dia dulu benar-benar awkward untuk berbicara dan dia tahu itu. Dia mau berusaha untuk berubah," Swisher menambahkan.

Baca: Cerita di Balik Pencitraan Mark Zuckerberg


Siapa sangka bocah yang kikuk tersebut menjadi pemimpin untuk komunitas para CEO di Silicon Valley. Ia mengajak para CEO untuk lebih dekat dengan warga Amerika Serikat dan terlibat dalam hal-hal berbau pemerintahan yang terkait dengan teknologi.

Jadi inspirasi

Mengawali 2017, Zuckerberg juga menantang dirinya untuk melancong ke 50 negara bagian di Amerika Serikat. Ia ingin mendengarkan masukan dari masyarakat luas tentang harapan mereka terkait teknologi dan kehidupan di masa depan.

Sejauh ini, Zuckerberg telah mengunjungi kilang minyak di teluk Meksiko, produsen daging steak kawakan di Baton Rouge, serta wilayah terluas ke-16 di Amerika Serikat yakni Forth Worth. Menurut Swisher, Zuckerberg telah menunjukkan niatannya untuk mengubah dunia sebagai tempat yang lebih baik setidaknya dari sektor pemanfaatan teknologi.

"Saya tak yakin Zuckerberg benar-benar paham atas apa yang dia lakukan sekarang. Tapi dia punya intensi yang sangat baik, setidaknya jika dibandingkan dengan orang kebanyakan. Dia punya keinginan untuk menemukan solusi atas permasalahan yang terjadi," Swisher menuturkan.

Zuckerberg bisa dibilang sebagai salah satu inspirasi bagi para CEO perusahaan lain. Bukan cuma karena kesuksesannya mengembangkan Facebook, tapi juga gerakan sosialnya, keberaniannya bersuara lantang terkait kebijakan politik Trump untuk sektor teknologi, serta kedekatannya dengan para pengguna Facebook.

"Banyak dari kami para pemimpin perusahaan teknologi, terinspirasi untuk bersuara lebih lantang akhir-akhir ini," kata CEO Airbnb, Brian Chesky.

Ikuti jejak Bill Gates

Zuckerberg yang sekarang dan yang dulu bisa dipandang sebagai dua pribadi yang berbeda, meski sama-sama punya hasrat yang tinggi untuk menyatukan semua orang di dunia. Seperti apa Zuckerberg beberapa tahun lagi belum ada yang bisa memastikan.

Bill Gates melepas nyamuk penangkal wabah demam berdarahGatesnotes.com Bill Gates melepas nyamuk penangkal wabah demam berdarah
Namun, agaknya Zuckerberg mengikuti jejak langkah sang senior, yakni pendiri Microsoft, Bill Gates. Ketika muda, Gates tercermin sebagai sosok yang sangat tegas dan hanya mementingkan pekerjaan atau kerap disebut workaholic.

Lambat laun, ketika Gates menikah dengan Melinda Gates, sosoknya berubah sebagai tokoh yang lebih bijaksana, membumi, dan terlibat dalam kegiatan filantropi bersama sang istri.

Zuckerberg dan Gates pun beberapa kali terlibat dalam kegiatan yang sama. Gates bahkan hadir dalam acara "Saturday Night Live" yang digelar Zuckerberg.

Keduanya seperti "anak-bapak" di industri teknologi. Sama-sama menciptakan produk teknologi legendaris, mula-mula kikuk dan kemudian menjadi sosok public figure yang disukai, serta dikenal suka menghamburkan uang untuk program sosial.

Baca: Mengapa Ketik @[4:0] di Facebook Memunculkan Nama Mark Zuckerberg?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Sumber BuzzFeed
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com