Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajaran dari Postingan Karyawan Indosat di Facebook

Kompas.com - 06/06/2017, 15:34 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com - Menggunakan media sosial memang mudah, namun bukan berarti pengguna bisa berperilaku sembarangan. Terlebih jika pengguna berpendapat tentang hal yang sensitif, seperti agama, paham, atau keyakinan tertentu.

Akun personal di media sosial juga terkadang menjadi petunjuk pekerjaan profesional seseorang. Padahal, terkadang sikap atau pandangan personal bisa jadi berbeda dengan sikap perusahaan tempat bekerja.

Seperti kasus yang terjadi baru-baru ini, yang dialami oleh salah seorang karyawan operator seluler Indosat Ooredoo. Perilakunya di media sosial dianggap tidak sesuai dengan netiket, atau etika berinternet.

Karyawan yang memiliki posisi jabatan strategis itu mengunggah konten di media sosial yang oleh sebagian pengguna media sosial lain dianggap provokatif dan menyinggung khalayak.

Respon publik terhadap postingan karyawan tersebut juga tergolong reaktif. Mereka mencari tahu jati dirinya, mengeksposnya ke internet, dan memberi tekanan agar perusahaan memberikan sanksi.

Tindakan seperti itu cenderung mengarah ke kategori persekusi, yakni tindakan pemburuan sewenang-wenang terhadap seseorang, untuk kemudian dipersusah atau disakiti. Hanya saja, hal ini terjadi di dunia maya.

Atas dua respon itulah kemudian muncul tagar #BoikotIndosat di Twitter. Tagar tersebut sempat menjadi trending topic di Indonesia pada Minggu (4/6/2017) malam. Tagar #BoikotIndosat pun masih ramai diperbincangkan hingga Senin (5/6/2017) siang.

CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli sendiri telah mengatakan melalui akun Twitter pribadinya, bahwa perusahaan akan mengambil langkah terkait sikap salah satu karyawannya itu.

Respon Alex Rusli justru seolah menegaskan bahwa tindakan persekusi berhasil. Netizen berhasil memberi tekanan agar perusahaan menindak karyawannya yang dianggap tidak sejalan dengan negara dan pemerintah.

Bisa jadi tweet Alex Rusli di akun Twitter-nya itu adalah respon cepat yang bukan merupakan opini perusahaan, melainkan pribadi.

Indosat Ooredoo sendiri pada Selasa (6/6/2017), memuat pernyataan sikapnya terkait masalah ini di situs resmi perusahaan.

Menurut Indosat Ooredoo, perusahaan menghargai hak setiap pegawai dalam berpendapat, maupun menyalurkan aspirasi politik.

Setiap pendapat pribadi dan aspirasi politik pegawai, merupakan tanggung jawab dan hak pribadi masing-masing, termasuk pengungkapan dan penyebarannya di sosial media.

"Namun patut diketahui bahwa hal tersebut harus sesuai dengan etika, peraturan dan perundangan yang berlaku serta mendukung persatuan masyarakat dan berbangsa," demikian kata Indosat Ooredoo.

Mereka menambahkan, penyampaian pendapat dan aspirasi politik oleh pegawai Indosat Ooredoo di sosial media, merupakan hak dan tanggung jawab individu bersangkutan, serta tidak ada kaitannya dengan sikap perusahaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com