Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

50 Selebgram Diteliti, Hasilnya Mereka Tidak Jujur soal Iklan

Kompas.com - 14/06/2017, 19:23 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

KOMPAS.com - Instagram adalah salah satu opsi beriklan lewat jalur digital yang digandrungi saat ini. Pengguna Instagram dengan jutaan pengikut alias follower kerap disebut sebagai “influencer” karena menjadi media baru bagi pengiklan untuk memasarkan produk dan jasa.

Sayangnya, para influencer yang juga diistilahkan sebagai “selebgram” ini bisa dibilang belum melek soal etika dan tata cara beriklan yang benar. Setidaknya begitu menurut hasil studi firma penelitian Mediakix.

Mediakix mengambil sampel dari 50 akun selebgram yang memiliki follower terbanyak, jika digabungkan mencapai 2,5 miliar follower, sebagaimana dilaporkan DigitalTrends dan dihimpun KompasTekno, Rabu (14/6/2017).

Tiap akun rata-rata memproduksi 45 postingan setiap bulan. Sebanyak 7 persen dari jumlah postingan itu merupakan postingan sponsor dan 93 persen tak diberi label “iklan”.

Artinya, para selebgram tak jujur bahwa mereka sedang beriklan dan perilaku ini bisa disebut sebagai pembohongan publik. Padahal, label iklan itu sesimpel membubuhkan postingan dengan caption bertagar #ad atau #sponsored, atau menuliskan kata “sponsored by” alias “disponsori oleh”.

Mayoritas iklan yang berseliweran di Instagram berasal dari industri fesyen, yakni sekitar 61 persen. Lantas pada posisi kedua adalah iklan travel sebanyak 8 persen. Di bawahnya lagi secara berturut-turut adalah iklan makanan dan minuman, aplikasi, kecantikan, otomotif, elektronik, dan lainnya.

Menurut Federal Trade Commission (FTC), setiap postingan yang berhubungan dengan keuntungan materi bagi si pengunggah, baik berupa produk gratis atau pembayaran, harus ada label iklan yang dicantumkan secara jelas.

Jika label tak jelas, misalnya hanya #sp, atau tagar sponsor sengaja dibuat tenggelam oleh tagar-tagar lain, FTC menganggapnya tak berlabel. Lagi-lagi, ini juga dinilai sebagai upaya selebgram untuk menutupi postingan berbayar.

“Label sponsor yang tak disertakan mungkin dianggap sepele. Tapi ini berdampak dalam dan luas untuk konsumen dan industri pemasaran berbasis influencer,” kata Mediakix.

“Instagram dan platform media sosial lain makin aktif digunakan untuk beriklan. Artinya  linimasa pengguna semakin disesaki konten komersil dari yang sebelumnya (hanya berbagi konten visual),” Mediakix menambahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com