Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Pemerkosaan Sopir Uber Kembali Layangkan Tuntutan

Kompas.com - 16/06/2017, 13:05 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber The Verge

KOMPAS.com - Uber kembali menjadi sorotan setelah berturut-turut ditimpa masalah sejak awal 2017. Kali ini, gadis 26 tahun yang merupakan korban pemerkosaan oleh sopir Uber di India pada 2014 lalu kembali menuntut layanan ride-sharing tersebut.

Lebih spesifik, tuntutan itu ditujukan ke President Business Uber di Asia Pasifik, Eric Alexander. Korban menuduh Alexander membocorkan rekam jejak medisnya yang bersifat rahasia alias confidential ke beberapa pihak tanpa meminta izin.

Adapun pihak-pihak yang dimaksud adalah jejeran eksekutif Uber, bahkan sampai ke CEO Travis Kalanick, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Jumat (16/6/2017), dari The Verge.

“Uber telah menyakiti saya untuk kedua kalinya dengan menyebar data medis dari pemerkosaan yang saya alami,” kata korban yang namanya disamarkan sebagai Jane Doe.

Saat dikonfirmasi ke Uber, juru bicaranya mengatakan Alexander telah dipecat. Beberapa eksekutif Uber agaknya mendukung pemecatan tersebut karena sepakat bahwa perbuatan Alexander tak beretika.

“Travis harusnya tak perlu melihat laporan medis itu dan langsung memecat Alexander,” kata eksekutif yang enggan diungkapkan identitasnya.

Alexander membawa rekam jejak medis hasil pemerkosaan Jane Doe selama berbulan-bulan dan membagikannya ke beberapa eksekutif. Padahal, tak ada eksekutif yang pernah mengikuti pelatihan untuk membaca hasil medis.

Belum jelas akan sampai mana tuntutan Jane Doe ditanggapi oleh Uber. Sebelumnya, pasca pemerkosaan tahun 2014, Uber mengganti rugi dengan memberikan duit 3 juta dollar AS atau Rp 40 miliar ke Jane Doe. Sopir Uber yang memperkosanya pun dipenjara.

Meski begitu, Uber sempat mengelak bahwa pemerkosaan itu adalah perbuatan sopirnya. Menurut Uber, kasus pemerkosaan ini disabotase oleh Ola yang tak lain adalah saingan ride-sharing Uber di India.

Kasus pemerkosaan ini membuat Uber mengalami masa percobaan hingga 2015. Operasi bisnisnya diawasi ketat karena Uber dianggap gagal menyaring mitra sopir yang beretika.

Baca: Sopir Grab Dituduh Perkosa Penumpang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Verge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com