Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/07/2017, 12:14 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

KOMPAS.com - Situs layanan pesan singkat Telegram hingga kini belum bisa diakses netizen Tanah Air via 11 domain name system (DNS), baik yang dibuka lewat peramban dekstop maupun mobile.

Menurut pakar industri internet, Nukman Luthfie, pemblokiran itu merupakan langkah tepat dari pemerintah. Pasalnya, pemerintah sudah lebih dulu menghubungi pihak Telegram sebelum memerintahkan pemblokiran, tapi tak ada respons yang cepat.

“Pemerintah sudah bekerja dengan benar dan hati-hati,” kata dia kepada KompasTekno via telepon, Minggu (16/7/2017).

Baca: Ini Alasan Pemerintah Blokir Telegram

Lebih lanjut, Nukman menilai pemblokiran yang sementara hanya dilakukan untuk akses situs -bukan aplikasi- mengindikasikan sebuah pesan. Pemerintah sejatinya tak ingin memblokir, tetapi sebatas memberi peringatan.

“Akhirnya kan peringatan ini ditanggapi oleh Telegram melalui tiga solusi berupa standard operating procedure (SOP). Itu yang diminta pemerintah,” ia menuturkan.

Lantas, jika sudah ada sinyal pelaksanaan tiga SOP tersebut, akankah pemerintah membuka blokir dari Telegram?

“Dengan respons positif Telegram ini, semoga blokir segera dibuka pemerintah,” Nukman menambahkan.

Tiga upaya Telegram

Adapun tiga solusi SOP yang ditawarkan CEO Telegram, Pavel Durov, melalui channel resmi Telegram miliknya adalah sebagai berikut.

Pertama, memblokir semua channel publik yang berhubungan dengan terorisme, sesuai laporan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Kedua, Pavel telah menghubungi Kemenkominfo via e-mail untuk menjalin komunikasi personal sehingga ke depannya lebih efisien berhubungan terkait pemberantasan konten terorisme.

Ketiga, Telegram sedang membentuk tim moderator khusus yang paham bahasa dan budaya Indonesia. Dengan begitu, laporan-laporan tentang konten berbau terorisme bisa diproses dengan lebih cepat dan akurat.

Baca: 3 Upaya Telegram agar Blokir Dicabut di Indonesia

Saat dihubungi, pihak Kominfo belum memberikan tanggapan soal tiga solusi yang diberikan Pavel Durov. Jika merunut rekam jejak pada kasus Tumblr, pemerintah bisa saja membatalkan perintah pemblokiran jika layanan bersangkutan mau mematuhi aturan yang berlaku.

Terlepas dari itu, Nukman menilai Telegram merupakan layanan yang berguna bagi kemajuan TI di Tanah Air. Meski basis penggunanya belum semasif WhatsApp, ada beberapa keunggulan yang ditemukan pada Telegram.

“Telegram itu banyak keunggulannya. Misalnya bisa menampung sampai 5.000 orang dalam satu grup. Kemudian bot Application Programming Interface  (API) Telegram juga dibuka jadi manfaatnya besar untuk memajukan TI di Indonesia,” Nukman menjelaskan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com