Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jutaan Galaxy Note 7 Menumpuk di Gudang, Ini Rencana Samsung

Kompas.com - 19/07/2017, 10:39 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Jumlah smartphone Galaxy Note 7 yang ditarik kembali dari pasaran global tahun lalu mencapai jutaan unit, dan kini menumpuk di gudang Samsung. Dari Amerika Serikat saja ada 1 juta unit yang ditarik, belum lagi dari negara-negara lain di seluruh dunia.

Diperkirakan sebanyak 400.000 dari unit-unit Galaxy Note 7 dijual kembali dalam bentuk perangkat rekondisi bernama Galaxy Note Fan Edition (FE). Bagaimana dengan sisanya yang masih sangat banyak?

Ketimbang dibiarkan teronggok dan menjadi sampah elektronik, Samsung rupanya berniat "mengkanibal" alias mempreteli komponen-komponen hardware Galaxy Note 7 untuk dipakai kembali di ponsel lain.

Ini terutama berlaku untuk komponen penting seperti chip memori, layar OLED, dan modul kamera. Aneka jeroan tersebut rencananya bakal dipakai sebagai komponen pengganti untuk ponsel rusak yang dikirim ke pusat servis.

Misalnya, layar OLED untuk mengganti layar ponsel lain yang mengalami kerusakan. Samsung juga bisa menjual kembali komponen-komponen dimaksud.

Selain itu, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Reuters, Rabu (19/7/2017), Samsung juga berniat mendaur ulang aneka macam logam langka, termasuk tembaga, cobalt, perak, dan emas yang tertanam di masing-masing unit Galaxy Note 7.

Jumlah logam langka yang bisa diperoleh kembali dari jutaan unit Galaxy Note 7 tersebut diperkirakan bisa mencapai kisaran 157 ton, sehingga diharapkan dapat ikut membantu meminimalisir dampak terhadap lingkungan.

Pasca penarikan Galaxy Note 7, Samsung memang menghadapi tekanan dari para aktivis seperti Greenpeace untuk sebisa mungkin mengolah jutaan perangkat tersebut agar tak mencemari lingkungan.

Baca: Dibongkar, Ini Jeroan Galaxy Note 7 Rekondisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com