Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Pandangan Indosat dan KPPU soal Tarif Bawah Internet

Kompas.com - 24/07/2017, 13:11 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

KOMPAS.com - Komisi Pnegawas Persaingan Usaha (KPPU) angkat bicara soal adanya permintaan penerapan tarif bawah di industri telekomunikasi. Menurut lembaga tersebut, tarif bawah saat ini tidak diperlukan.

Ketua KPPU, Syarkawi, saat dihubungi KompasTekno, Senin (24/7/2017), mengatakan telah membaca surat dari Presiden Direktur & CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli mengenai permintaan intervensi pemerintah dalam penetapan tarif bawah.

Surat tersebut ditujukan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara dengan tembusan ke KPPU.

Menurut surat yang dibenarkan oleh pihak Indosat Ooredoo sendiri, Alexander Rusli mengatakan bahwa layanan komunikasi data berada pada situasi persaingan usaha tidak sehat.

Baca: Persaingan Tidak Sehat Jadi Alasan Indosat Surati Menkominfo

"Operator terjebak dalam perang tarif yang berbahaya bagi keberlangsungan industri telekomunikasi," tulis Alex, sapaan akrabnya.

Tingkat harga layanan komunikasi data di Indonesia menurut Alex juga sudah sangat rendah dan jauh di bawah harga layanan sejenis di negara lain. Layanan data di Indonesia dijual dengan harga di bawah biaya produksi.

Karena itulah, Alex merasa pemerintah perlu campur tangan mengatur tarif batas bawah layanan data di Indonesia. Alex mengusulkan agar pengawasan terhadap tarif batas bawah dilakukan secara ex-post dan dilakukan periodik setiap kuartal.

Tanggapan KPPU

Dari pihak KPPU, Syarkawi berpendapat bahwa penetapan tarif batas bawah yang diminta Indosat dianggap tidak sejalan dengan prinsip persaingan sehat dan tidak efisien. Apalagi saat ini tarif yang ada justru murah dan menguntungkan konsumen.

“Penetapan tarif bawah dapat menghambat usaha masing-masing operator untuk melakukan efisiensi, mengurangi biaya dan menurunkan tarif,” jelas Syarkawi.

“Sikap KPPU jelas, menolak penetapan tarif bawah. Hal ini setelah mengamati perbandingan tarif komunikasi data antar operator yang saat ini sangat kompetitif dan menguntungkan konsumen,” imbuhnya.

Syarkawi juga menanggapi soal dugaan adanya operator yang melakukan predatory pricing atau menetapkan tarif terlampau murah demi menyingkirkan saingan. Hal itu akan menjadi perhatian KPPU.

“Bagi masyarakat yang mengetahui adanya dugaan praktik persaingan usaha tidak sehat, silahkan sampaikan laporannya, KPPU siap memproses sesuai ketentuan yang berlaku,” ujarnya.

Baca: Surat CEO Indosat ke Menkominfo soal Perang Tarif Internet Bocor ke Publik, Ini Penjelasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Software
Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Software
Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Gadget
Apple Gelar Acara 'Let Loose' 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Apple Gelar Acara "Let Loose" 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Gadget
Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com