Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soup N Film, "Surga" Anak Muda Pehobi Kamera Film

Kompas.com - 15/08/2017, 20:11 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kembalinya tren kamera film tak ubahnya oase di tengah kecanggihan teknologi yang serba instan. Menurut Azmi Mudhoffar (25), bermain kamera film adalah melatih kesabaran, belajar menikmati proses panjang, serta menghargai hasil.

Sebelum menjepret, pehobi kamera film harus memilih roll film sesuai kebutuhan. Setelah menjepret pun masih ada proses cuci foto dan menunggu hasilnya. Perkara cuci foto, kata Azmi, tak boleh sembarangan.

Fotografer freelance yang mulai menekuni kamera film sejak setahun terakhir ini rela bolak-balik dari kota domisilinya di Malang ke Jakarta hanya untuk mencuci foto.

“Saya selalu cuci foto di Soup n Film di STC Senayan. Cuma di sana menurut saya yang hasil cucinya berkualitas. Kalau di Malang belum ketemu,” katanya kepada KompasTekno beberapa saat lalu.

Baca: Cerita Tompi Jatuh Hati kepada Kamera Film

Hal serupa diungkapkan Fikri Awan (23), lulusan FISIP UI yang juga gemar menjepret dengan kamera film. “Kalau cuci foto selalu di Soup n Film sih,” ujarnya.

KompasTekno lantas bertandang ke outlet Soup n Film di STC Senayan, lantai 1 No 16, yang digadang-gadang jadi "surga"-nya para pehobi kamera film. Di outlet berukuran sekitar 3x3 meter itu, tak kurang dari 100 orang datang untuk mencuci roll film setiap harinya.

“Rata-rata yang main kamera film anak muda sih. Anak-anak keren lah yang senang vintage,” kata salah satu pendiri Soup n Film, yang sekaligus dikenal sebagai penyanyi dan dokter spesialis bedah plastik, Teuku Adifitrian atau yang lebih tenar dipanggil Tompi.

Digawangi 4 sekawan

Soup n Film sendiri lahir dari kesamaan hobi empat sekawan, yakni Tompi, Jerry Surya, Perry Margono, dan Erwin Kindangen. Belakangan posisi Erwin digantikan Aryo karena ada kesibukan lain.

“Kami nggak ada yang pure kerja di Soup n Film. Masing-masing punya bisnis dan kerjaan yang juga cukup sibuk juga sebenarnya,” Tompi menuturkan.

Penyanyi Tompi berpose usai pemotretan di Studionya Jalan Pakubuwono, Jakarta Selatan, Rabu (2/8/2017).KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOB Penyanyi Tompi berpose usai pemotretan di Studionya Jalan Pakubuwono, Jakarta Selatan, Rabu (2/8/2017).

Niat membuat usaha cuci film pun bukan didasari keinginan berbisnis. Tompi bercerita ketika pertama kali bermain kamera film sekitar tiga tahun lalu, ia kesulitan mencari laboratorium cuci foto.

“Di Jakarta waktu itu jarang banget. Ternyata beberapa teman saya yang main film nyuci sendiri. Kebanyakan cuci black and white, nggak ada yang cuci color karena memang lebih sulit,” ia menjelaskan.

Berangkat dari kelangkaan itu, Tompi penasaran dan belajar mencuci roll film secara otodidak. Ia juga kerap bertanya dengan teman-teman yang lebih dulu menggeluti hobi kamera film.

“Akhirnya saya, Jerry, Erwin, Perry, duduk berempat lalu sama-sama ‘kita bikin lab yuk’, gitu,” Tompi mencontohkan. Soup N Film akhirnya beroperasi secara online sejak 2016 dan mulai dibuka outlet fisiknya di STC Senayan pada awal 2017.

Keempat pendiri Soup n Film itu memiliki metode dan pengalaman masing-masing dalam mencuci film. Setelah digabungkan, akhirnya mereka menemukan pola yang stabil dan terstandardisasi untuk mencetak foto black and white.

Tak puas sampai di situ, keempat founder Soup n Film mulai belajar mencuci roll film untuk warna. Lagi-lagi proses belajarnya berbasis eksperimen secara otodidak dan akhirnya bisa menemui pola yang stabil.

Selanjutnya, Tompi dkk juga belajar mengerjakan film slide atau biasa juga disebut film positif. Tompi mengklaim pengerjaan film slide sudah sangat jarang ditemui saat ini.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com