Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 Tahun iPod, Apa Kabar Sekarang?

Kompas.com - 25/10/2017, 10:08 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Penulis

KOMPAS.com - Tepat 16 tahun lalu pada 23 Oktober 2001, Apple memperkenalkan inovasinya bagi pencinta musik. Di tanggal itu, mendiang Steve Jobs meluncurkan iPod sebagai perangkat mungil yang mampu menyimpan ribuan lagu, dan didengarkan di mana pun dan kapan pun.

iPod bukanlah alat musik digital pertama, namun desain yang sederhana dan mudah digunakan menjadikannya pemutar musik digital populer saat itu. Sayangnya, popularitas iPod kini tergantikan oleh 'saudaranya' iPhone yang mulai diperkenalkan Apple pada 2007 lalu.

iPhone kemudian lebih diminati, karena bisa bekerja seperti handphone sekaligus bisa memutar musik dan video.

Kini, Apple tidak lagi mengembangkan iPod dan telah menarik produk iPod Nano dan iPod Shuffle pada awal 2017. Sehingga, satu-satunya iPod yang masih beredar di pasaran adalah iPod Touch.

Titik awal reformasi industri musik dan teknologi

iPod mungkin perlahan 'mati', tetapi musik akan tetap bersenandung dengan gaya baru.
Merayakan ulang tahun iPod ke-16 berarti merayakan pula kelahiran industri musik digital.

Pengamatan KompasTekno, pasar perangkat digital audio semakin pesat baik dari platform maupun aksesorisnya. Seperti headphone yang penjualannya pada tahun 2015 menembus angka 4 miliar dollar AS tau sekitar Rp 54 miliar, dan diperkirakan menembus angka 15 miliar dollar AS atau Rp 200 miliar pada 2025 mendatang.

Baca: iPod Shuffle dan Nano Segera Pensiun

Pesatnya industri musik digital juga berlaku bagi para pengembang platform musik streaming.
Berdasarkan laporan International Federation of the Phonography Industry (IFPI) yang dilansir The Guardian, keuntungan musik streaming mencapai 15,7 miliar dollar AS, atau lebih dari Rp 200 miliar.

Sebanyak 112 juta penikmat musik yang menggunakan layanan streaming musik seperti Spotify, Apple Music, Joox, dan Tidal menyumbang 60 persen keuntungan bagi produser dan artis. Platform-platform ini merupakan 'penyelamat' industri musik dari gelombang pembajakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com