Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Sebab Zimbabwe Punya "Menteri WhatsApp"

Kompas.com - 27/10/2017, 08:12 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Penulis

Sumber BBC.com

KOMPAS.comPresiden Zimbabwe Robert Mugabe baru saja membentuk Kementrian Keamanan Siber, Deteksi Ancaman dan Mitigasi yang diamanahkan kepada mantan Menteri Keuangan, Patrick Chinamasa.

Pada awal pemerintahannya, Chinamasa membuat regulasi kontroversial bagi para pengguna platform Whatsapp.

Seperti diberitakan KompasTekno pada Selasa (17/10/2017), melalui edaran pers tertanggal 10 Oktober 2017, Chinamasa mewajibkan seluruh administrator grup WhatsApp untuk melakukan pendaftaran. Bagi grup yang tidak mendaftar, maka akan mendapat ancaman kriminalisasi.

Uniknya, banyak respon terhadap kebijakan ini, terutama dari para netizen di Zimbabwe. Seperti halnya di Indonesia, banyak guyonan meme karya netizen Zimbabwe yang menyindir kebijakan tersebut, salah satunya dengan memberi gelar ‘Menteri WhatsApp’ kepada Chinamasa.

Baca: Admin Grup WhatsApp di Zimbabwe Harus Dapat Izin Pemerintah

Gelar menteri WhatsApp diberikan netizen Zimbabwe kepada Chinamasa akibat kebijakan tersebut, seolah dialah orang yang berhak mengatur pengguna WhatsApp di negara itu.

Pemerintah Zimbabwe beralasan bahwa kebijakan tentang Whatsapp ini dilakukan karena kekerasan di media sosial, termasuk perundungan, meningkat. Namun para pengamat memandang keputusan ini hanya untuk meredakan kritik dari warga Zimbabwe yang menggunakan media sosial untuk mengkritik ketidakstabilan ekonomi di negara republik tersebut.

Beberapa waktu lalu, tersebar gambar antrean panjang di salah satu supermarket Zimbabwe akibat stok beberapa barang habis, bersamaan dengan habisnya stok bahan bakar di beberapa stasiun pengisian bahan bakar bulan lalu.

Foto tersebut menyebabkan kepanikan di Zimbabwe. Atas kejadian itu, pemerintah Zimbabwe menyalahkan media sosial karena telah meyebarkan kepanikan.

"Sosial media telah membuat kepanikan, menciptakan seolah ketidakstabilan ekonomi", ujar juru bicara kepresidenan George Charamba. Chinamasa pun menganggap bahwa ancaman media sosial adalah ancaman keamanan negara.

"Ini merupakan agenda politik, agenda perubahan rezim", jelas Chinamasa.

Pemerintah Zimbabwe seolah 'tidak santai' mengendalikan kebebasan berbicara di media sosial, setelah pastur Evan Mawararire menyebarkan gerakan #ThisFlag di sosial media pada 2016. Dilansir KompasTekno dari BBC.com, Jumat (27/10/2017) protes digital tersebut merupakan protes anti-pemerintah terbesar dalam satu dekade terakhir.

Baca: Ingin Tahu Pemblokir di WhatsApp, Ini Caranya

Selama ini warga Zimbabwe mengandalkan media sosial untuk berkomunikasi dan memperoleh berita, meskipun kebebasan berekspresi dibatasi oleh pemerintah. Dalam 16 tahun terakhir, penggunaan internet di negara ini tumbuh 0,3 persen menurut Uni Telekomunikasi Internasional.

Beberapa stasiun TV dan publikasi online dijalankan oleh para diaspora Zimbabwe, menggunakan internet untuk menyebarkan berita di luar jangkauan pemerintah.

Baca juga : 10 Fitur Tersembunyi WhatsApp yang Wajib Diketahui


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC.com


Terkini Lainnya

Huawei Pura 70 Ultra Meluncur, Lensa Kamera Bisa Keluar-Masuk

Huawei Pura 70 Ultra Meluncur, Lensa Kamera Bisa Keluar-Masuk

Gadget
Huawei Pura 70, 70 Pro, dan 70 Pro Plus Meluncur, Debut Smartphone Pura Series

Huawei Pura 70, 70 Pro, dan 70 Pro Plus Meluncur, Debut Smartphone Pura Series

Gadget
Penampakan HP Non-Nokia Pertama dari HMD Global, Ada Dua Versi

Penampakan HP Non-Nokia Pertama dari HMD Global, Ada Dua Versi

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Hardware
Penerbit 'GTA 6' PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Penerbit "GTA 6" PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Game
TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com