Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti di MIT Ciptakan Stiker Penangkal Pelecehan Seksual

Kompas.com - 06/11/2017, 22:04 WIB
Rizky Chandra Septania

Penulis

Kompas.com- Insinyur sekaligus peneliti dari Institut Teknik Massachusetts (MIT) mengembangkan stiker khusus untuk mencegah pelecehan seksual. Stiker tersebut masuk dalam kategori wearable sticker, stiker yang bisa dipakai di baju yang diinginkan pengguna. 
 
Sebagai stiker yang bisa dikenakan, stiker ini bisa dipakai di baju mana pun, termasuk bisa ditempelkan di bra. Perangkat ini bisa mendeteksi, berkomunikasi dengan perangkat elektronik lain, dan menjadi benteng pertahanan bagi penggunanya.

Alat ini bisa mendeteksi serangan seksual secara real-time, dan deteksi yang dilakukan akan dikomuniksikan ke perangkat telepon seluler yang dituju. 

Meskipun bisa disebut perangkat elektronik, stiker ini masih mementingkan kenyamanan pengguna. Dikutip Kompas Tekno dari Daily Mail, perangkat ini dibuat dari kain konduktif, yang dapat mendeteksi ketika pakaian dibuka secara paksa.

Stiker ini juga dilengkapi oleh lapisan non-konduktif untuk mencegah sistem dari arus pendek. Rangkaian di isolasi dengan timah kecil dan hidrogel perekat agar rangkaian tetap kuat dan tahan air.

Perangkat ini terhubung dengan telepon seluler. Jika terjadi penyerangan seksual, stiker akan  mengeluarkan peringatan terhadap 'lingkaran keselamatan' korban untuk membantu mereka secepat mungkin.

MIT menjadikan stiker ini dapat beroperasi baik dalam mode aktif maupun pasif. Ia dilengkapi sensor yang dapat mendeteksi sentuhan secara paksa.

Jadi ketika pengguna diserang, pengguna akan dikirimi pesan yang menanyakan apakah mereka menyetujui. Jika pengguna tidak menjawab dalam 30 detik perangkat akan mengeluarkan alarm keras.

Baca juga : Bocah 10 Tahun Korban Perkosaan Melahirkan, Tak Tahu Apa yang Terjadi

Tidak hanya itu. Perangkat mengirimkan geolokasi  pada 5 orang terdekat yang sudah ditentukan pengguna sekaligus merekam suara untuk dijadikan barang bukti.

Hal ini diterapkan agar dapat melindungi korban yang diperkosa secara sadar atau korban yang tengah mabuk atau sehingga tidak dapat memberikan persetujuan.

Stiker pendeteksi pelecehan seksual diciptakan mengingat angka perkosaan di Amerika Serikat terbilang cukup tinggi dibandingkan negara lain.

Biro Statistik Keadilan AS menyatakan bahwa 91 persen dari korban pemerkosaan adalah perempuan dan 9 persen adalah laki-laki.

Menurut Survei Nasional Kekerasan terhadap Wanita tahun 2015, 1 dari 6 perempuan AS dan 1 dari 33 pria AS telah mengalami percobaan pemerkosaan atau diselesaikan dalam hidup mereka.

Baca juga : AI Facebook Cegah Mantan Pacar Sebarkan Foto Bugil

Lebih dari seperempat wanita usia perguruan tinggi melaporkan telah mengalami pemerkosaan atau upaya perkosaan sejak usia 14 tahun. Sayangnya dari seluruh angka tersebut, hanya 16 persen dari total kasus yang dilaporkan.

Berada di rumah juga bukanlah tindakan yang tepat. Karena banyak kasus perkosaan yang justru terjadi ketika wanita sedang berada di rumah.

"Demi keamanan, berkali-kali wanita diperintahkan berhenti bekerja, atau diminta berada di dalam rumah. Daripada  meminta mereka untuk berada di dalam rumah, saya pikir yang harus dilakukan adalah memberi rasa aman," ujar Manisha Mohan, seorang peneliti di MIT Lab Media sekaligus penemu perangkat tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com