Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Xiaomi Siapkan Rp 13 Triliun untuk Startup di India

Kompas.com - 22/11/2017, 14:12 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber Livemint

KOMPAS.com - Xiaomi bakal menggelontorkan 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 13 triliun untuk mendanai 100 startup lokal di India. CEO Xiaomi, Lei Jun, mengatakan pihaknya ingin menciptakan ekosistem aplikasi mobile yang mumpuni.

“Di China, empat tahun belakangan kami menginvestasikan 4 miliar dollar AS ke lebih dari 300 perusahaan. Dalam waktu lima tahun ke depan, kami akan investasi di 100 perusahaan di India,” begitu komitmen Lei Jun.

Ia mengatakan hendak mengulang ekosistem model bisnis yang sukses di China ke India. Salah satu strateginya dengan memiliki banyak tipe layanan dan produk lantas mengintegrasikannya satu sama lain.

“Itu adalah model bisnis Xiaomi. Kami fokus pada hal-hal kunci dan hal lainnya kami biarkan disediakan oleh rekan. Kami menjadi besar selama tujuh tahun ini karena model kemitraan dan afiliasi,” Lei Jun menjelaskan.

Xiaomi menjadi salah satu dari tiga perusahaan China yang gencar berinvestasi di India. Dua lainnya diketahui adalah Alibaba Group dan Tencent Holdings.

Bedanya, Xiaomi hanya fokus berinvestasi pada sektor-sektor yang memperluas penggunaan internet mobile. Dengan begitu, industri smartphone yang menjadi bisnis inti Xiaomi diharapkan semakin berkembang.

Ke depan, Xiaomi bakal lebih banyak menyediakan konten hiburan pada smartphone-nya. Hal ini diharapkan mampu memperkuat posisi Xiaomi menghadapi gencarnya persaingan dengan Samsung, Vivo, Oppo, dan lainnya.

Xiaomi yang baru saja masuk ke pasar India pada 2014 lalu kini telah menguasai 23,5 pangsa pasar smartphone. Setidaknya begitu menurut laporan dari firma penelitian IDC.

Hal tersebut menjadikan India sebagai negara terbesar penjualan Xiaomi setelah China. Secara keseluruhan, smartphone Xiaomi dipasarkan di lebih dari 60 negara di seluruh dunia.

Ketika ditanya kapan akan melepas saham perdana (IPO), Lei Jun berkilah tak ingin terburu-buru. Apalagi, ia mengklaim perusahaannya punya kas yang besar untuk tetap menjadi perusahaan privat, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Rabu (22/11/2017), dari Livemint.

“Menjadi perusahaan publik punya manfaat dan mudarat. Kami hanya akan IPO ketika kami merasa sudah waktunya. Kami punya kas yang cukup. Kami tak merugi kecuali ketika 2015 karena kami sedang berupaya berekspansi ke kancah global,” ia menuturkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Livemint
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com