Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YouTube Rekrut 10.000 Orang Ajari Komputer Saring Video

Kompas.com - 07/12/2017, 19:12 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Penulis

KOMPAS.com - Dalam postingan di blog resmi YouTube, Susan Wojcicki selaku CEO mengatakan bahwa YouTube berencana merekrut 10.000 orang sebagai moderator video.
Moderator ini akan menjadi 'polisi' untuk mengawasi setiap pelanggaran dalam video-video yang diunggah di YouTube.

Tidak hanya mengawasi, moderator-moderator tadi juga akan mengajari komputer bagaimana cara menangani video yang dianggap bermasalah.

Ini merupakan langkah serius yang diambil YouTube untuk memberantas konten video dan komentar negatif, termasuk soal eksploitasi anak, pedofilia, ekstremisme dan konten negatif lain.

"Saya melihat akan ada masalah yang bisa ditimbulkan dari keterbukaan yang diterapkan YouTube, orang-orang bisa menggunakan keterbukaan itu untuk tujuan mengeksploitasi, menyesatkan, memanipulasi, melecehkan bahkan merugikan orang lain," tulis Wojcicki dalam postingan tersebut.

Baca juga : YouTube Bersih-Bersih Video Predator Anak karena Merek Beken

Menurut laporan New York Times yang dirangkum KompasTekno, Kamis (7/12/2017), lebih dari 400 jam video diunggah ke YouTube setiap menit dan mereka mengaku kewalahan memonitor konten platform-nya sendiri.

Mekanisme menggunakan tenaga manusia untuk melatih komputer, umum digunakan sebagai pedoman platform-platform besar (megaplatform playbook) seperti Facebook yang juga pernah melakukan hal serupa.

YouTube sendiri mengklaim telah menghapus 150.000 video berkedok kartun anak dan 625 komentar negatif yang merujuk ke arah pelecehan anak.

Melimpahkan pekerjaan manusia ke komputer merupakan premis di bisnis megaplatform. Memanfaatkan perangkat lunak (software) alih-alih tenaga manusia, butuh biaya yang lebih kecil.

Software self-teaching, secara otodidak bisa menangani pekerjaan yang kompleks dari hari ke hari dan menit ke menit, seperti mencegat konten negatif yang tiada henti.

Demi meraih keuntungan yang tinggi, keputusan yang diambil YouTube ini cukup masuk akal. Sebab, membayar puluhan ribu orang yang mengandalkan kemampuan otak bakal butuh biaya yang lebih besar lagi.

Hampir di semua kasus, YouTube merekrut pegawai kontrak melalui perusahaan pihak ketiga (outsourcing). Nampaknya skenario ini yang juga bakal dipakai YouTube untuk memantau video negatif seperti pembunuhan, bunuh diri, ekstremisme, pelecehan seksual atau video berkedok kartun anak.

Sampai saat ini, YouTube masih mengandalkan laporan penonton untuk mengurangi video-video berkonten negatif.

Sebelumnya, YouTube juga telah menghapus video anak di bawah umur yang tampil tanpa busana, karena komentar-komentar yang muncul bernuansa pedofilia. Tidak hanya video dan komentar, tapi juga iklan dari merek-merek besar yang muncul di video tersebut sehinga berimbas ke pendapatan YouTube.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com