Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cambridge Analytica Disebut Curi Data 50 Juta Pengguna Facebook

Kompas.com - 19/03/2018, 15:34 WIB
Fatimah Kartini Bohang,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber Wired

KOMPAS.com - Sebanyak 50 juta data personal pengguna Facebook dicuri dan disimpan firma analisis data, Cambridge Analytica. Firma tersebut bekerja untuk kampanye pemenangan Donald Trump pada Pilpres 2016 lalu.

Bukan cuma Cambridge Analytica, data pengguna Facebook juga ada dalam arsip Strategic Communications Laboratories (SCL). Keduanya adalah perusahaan yang berafiliasi.

Cambridge Analytica dan SCL diduga memperoleh data pengguna Facebook dari peneliti pihak ketiga bernama Aleksandr Kogan. Ia bekerja di Global Scicence Research dan kerap menghadirkan survei terkait kepribadian yang tersebar masif di Facebook.

Kogan telah menghimpun respons pengguna atas survei dan kuis Facebook sejak 2015, melalui aplikasi buatannya bernama “thisisyourdigitallife”. Aplikasi itu memang cuma diunduh 270.000 pengguna Facebook. Akan tetapi, efeknya mengena ke 50 juta pengguna, karena aplikasi mampu mengakses data-data teman dari sang pengunduh.

Baca juga: Indonesia, Pengguna Facebook Terbanyak ke-4 di Dunia

Siapa saja yang mengunduh aplikasi itu secara tak sadar dan sukarela menyerahkan data personal mereka, apa yang mereka suka, di mana mereka tinggal, serta siapa saja teman mereka.

Facebook telah menangguhkan Cambridge Analytica, SCL, Kogan, serta Christopher Wylie. Wylie adalah pembisik alias whistleblower yang mengungkap kebocoran dan penyalahgunaan data 50 juta pengguna Facebook ke media massa.

“Kami terus menyelidiki untuk melihat tingkat akurasi dari klaim-klaim ini. Jika benar, ini adalah kejahatan yang tak termaafkan,” kata Vice President dan General Counsel Facebook, Paul Grewal.

Sementara itu, juru bicara SCL membantah tuduhan yang ditujukan ke pihaknya dan Cambridge Analytica. Akan tetapi, tak ada penjelasan lebih rinci soal bantahan itu.

“Cambridge Analytica dan SCL tak memegang data Facebook,” ujarnya, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Senin (19/3/2018), dari Wired.

Baca juga: 2018, Saatnya Anak Muda Tinggalkan Facebook?

Sumber dalam mengatakan, data personal pengguna Facebook masih bisa diakses di database internal Cambridge Analytical pada 2017 lalu. Padahal, SCL telah berjanji ke Facebook dan pegawai Cambridge bahwa semua data itu telah dihapus pada 2015 lalu.

Kumpulan data pengguna yang penting, kata sumber dalam, dimasukkan ke database bertajuk “Kogan-import”. Yang bisa mengaksesnya hanya sebagian kecil pegawai Cambridge Analytical dan SCL, yakni bagian data science, engineering, dan IT.

Dari 50 juta data pengguna Facebook yang berceceran di tangan pihak ketiga, 30 di antaranya sudah lengkap untuk profiling seseorang. Jika sudah begitu, privasi pengguna tak lagi menjadi privasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Wired

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com