Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Jam Mencekam di Kantor Pusat YouTube

Kompas.com - 04/04/2018, 09:46 WIB
Palupi Annisa Auliani,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Insiden penembakan terjadi di kantor pusat YouTube di San Bruno, California, Amerika Serikat, Selasa (3/4/2018) petang waktu setempat atau Rabu (4/4/2018) dini hari. Selama sekitar empat jam, kantor pusat penyedia layanan video online terbesar dunia ini lumpuh.

“Ini aksi kekerasan yang mengerikan,” sebut CEO Google, Sundar Pichai, merespons insiden ini, sekitar tiga jam setelah laporan awal penembakan masuk ke kepolisian setempat, seperti dikutip KompasTekno dari AP.

Dalam catatan kantor berita tersebut, laporan pertama yang diterima Kepolisian San Bruno diterima pada pukul 13.35 waktu setempat atau pukul 00.35 WIB. Semua panggilan telepon dan kiriman e-mail ke kantor pusat anak perusahaan Google itu tak mendapat tanggapan segera.

(Baca juga: Aksi Penembakan Terjadi di Kantor Pusat YouTube)

Helikopter dari salah satu stasiun televisi lokal mendapati sekelompok orang tampak dikumpulkan berkelompok di halaman luar gedung kantor YouTube. Bersamaan, laporan mengenai suara tembakan dari kantor itu pun bertubi-tubi masuk ke layanan darurat 911.

Tak kurang Presiden AS Donald Trump langsung merespons insiden tersebut. Informasi awal sampai ke Gedung Putih sekitar satu setengah jam sejak laporan pertama ke kepolisian.

Dalam hitungan belasan menit, Trump lewat akun Twitter-nya menyatakan simpati dan doa kepada para korban insiden. Berdasarkan keterangan para saksi dan kemudian dikonfirmasi kepolisian setempat, pelaku penembakan diduga seorang perempuan yang kemudian tewas bunuh diri.

Salah satu saksi mata, Dianna Aspringer, mengaku melihat perempuan yang belum diketahui identitasnya itu melepaskan tembakan. Pegawai YouTube ini berada di lantai dua gedung saat terdengar suara tembakan gunshot.

Seketika mendengar suara itu, tutur Aspringer, dia langsung mendekat ke jendela. Sontak sesudah melihat aksi pelaku penembakan dia pun berteriak memberitahu teman-temannya bahwa ada penembakan. Seisi ruangan, sebut dia, langsung berhamburan mencari tempat berlindung.

“Benar-benar mencekam suasananya,” ujar Aspringer kepada kantor berita AP.

Tak lebih dari dua jam, kepolisian setempat sudah mengepung dan menyisir kantor pusat YouTube. Informasi awal yang dilansir kemudian adalah ada tiga orang terluka tembak dan satu orang tewas—diyakini sebagai pelaku yang bunuh diri. Namun, informasi masih simpang siur.

Belakangan, kepolisian meralat bahwa satu korban tidak terkena tembakan tetapi keseleo. Adapun rumah sakit yang menangani para korban menyebut, salah satu di antara mereka sekarang dalam kondisi kritis.

Suasana mencekam mulai reda barulah pada Selasa sekitar pukul 17.00 waktu setempat atau Rabu pada kisaran pukul 04.00 WIB. Itu pun, kepolisian menyatakan belum mendapati detail apalagi motif dari terduga pelaku penembakan.

Adapun Reuters, mengutip informasi bahwa Alphabet—induk perusahaan Google dan semua anak usahanya—akan menggelar investigasi terkait insiden penembakan ini. Sejauh ini, pernyataan panjang dari Google barulah dari Pichai, lewat akun Google Communication di Twitter.

Sementara itu, CEO YouTube, Susan Wojcicki, menulis di Twitter sekitar pukul 08.30 WIB terkait insiden ini. Setidaknya seperti dilaporkan Reuters, Wojcicki terus berada di lokasi sampai seluruh karyawannya dievakuasi, meski selama itu dia menolak menjawab pertanyaan wartawan. 

Sampai artikel ini ditulis, sekitar 1.100 karyawan YouTube dievakuasi dari kawasan kantor. Polisi pun masih menyisir lokasi untuk memastikan ada atau tidaknya korban lain dari insiden ini.

Insiden penembakan dengan terduga pelaku perempuan, menurut AFP sangat jarang terjadi selama ini. Mengutip data riset FBI, AFP menyebut, selama 2000-2013 hanya ada enam pelaku penembakan adalah perempuan dari total 160 kejadian.

Adapun Reuters menyitir riset dari Washington Post yang menyebut hanya ada tiga perempuan menjadi pelaku penembakan dari 150 kejadian di AS yang menelan korban lebih dari empat orang sejak 1966.

Terlepas dari soal statistik soal terduga pelaku yang perempuan, insiden penembakan tersebut menambah panjang daftar kejadian serupa di Amerika Serikat. Pada 24 Maret 2018, diperkirakan 1,5 juta orang turun ke jalan dalam demonstrasi menuntut pengetatan aturan kepemilikan senjata api di negeri itu.

Baca juga : Pria Misterius Ditemukan Tewas di Kantor Pusat Apple

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com