Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis Berniat Tinggalkan WhatsApp dan Telegram

Kompas.com - 18/04/2018, 09:24 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Perancis berniat untuk tak lagi menggunakan platform layanan pesan instan WhatsApp dan Instagram. Perancis berencana hijrah menggunakan layanan pesan instan terenkripsi buatan negaranya sendiri.

Alasanya, Perancis tak mau ambil risiko jika entitas lain di luar Perancis, memata-matai administrasi negaranya menggunakan aplikasi yang terenkripsi alias tidak bisa dipantau pemerintah seperti WhatsApp atau Telegram.

Juru bicara Kementerian Digital Perancis mengatakan bahwa pihaknya sedang menyoroti penggunaan aplikasi terenkripsi asing, yang tidak memiliki server di Perancis.

"Kami harus menemukan cara untuk memiliki layanan pesan instan terenkripsi sendiri, yang tidak dienkripsi oleh Amerika Serikat (AS) atau Rusia", jelas perwakilan Kementerian Digital Perancis.

Ia menambahkan, pemerintah mulai serius menanggapi potensi kebocoran data, setelah melihat apa yang terjadi dengan Facebook akhir-akhir ini.

Baca juga : Tak Mau Buka-bukaan ke DPR, Facebook Terancam Dibekukan

Pendiri Telegram, Pavel Durov sendiri berasal dari Rusia, dan Telegram sendiri baru saja diblokir di negaranya sendiri, setelah perusahaan tersebut menolak menyerahkan kunci enkripsi ke kepolisian Federal Rusia. (Baca juga : Tidak Manut, Telegram Diblokir di Negara Asalnya)

Sedangkan WhatsApp, merupakan aplikasi instan yang juga mengusung end-to-end encrypted di platformnya. WhatsApp berdiri di bawah naungan Facebook, yang saat ini sedang dihantam skandal pencurian data oleh Cambridge Analytica asal Inggris, yang diduga menyokong pemenangan Trump dalam Pilpres AS tahun 2016.

Dihimpun KompasTekno dari Tech Crunch, Rabu (18/4/2018), sekitar 20 pejabat dan petinggi aparatur sipil negara Perancis, sedang menguji coba layanan pesan instan buatan negaranya sendiri.

Aplikasi tersebut ditargetkan untuk wajib digunakan oleh seluruh pemerintahan di Perancis pada musim panas mendatang.

Kementerian Digital juga mengatakan, aplikasi tersebut diharapkan bisa digunakan seluruh warga sipil Perancis.

Baca juga : Perancis Larang Penggunaan Ponsel di Kendaraan Meski Sedang Berhenti

 Aplikasi pesan instan asal Perancis tersebut telah didesain oleh para pengembang, menggunakan kode free-to-use, alias bisa digunakan cuma-cuma dengan mengunduhnya secara online. Sehingga ada kemungkinan, aplikasi tersebut akan tersedia di software open source.

Aplikasi Citadel buatan perushaan asal Perancis Thales yang mirip antarmuka WhatsAppThales Aplikasi Citadel buatan perushaan asal Perancis Thales yang mirip antarmuka WhatsApp

Meskipun Presiden Perancis, Emmanuel Macron, diketahui sangat menggemari aplikasi Telegram, tetapi Perancis dilaporkan telah menggunakan platform pesan instan yang diklaim lebih aman dan dibuat oleh perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan asal Perancis, Thales.

Dalam situs resminya, Thales telah mengumukan aplikasi pesan instan bernama Citadel, yang diklaim sebagai "layanan pesan instan profesional terpercaya", dengan tampilan antarmuka yang mirip dengan WhatsApp. Termasuk fitur panggilan telepon, video call, dan grup.

Baca juga : Ini Ciri-ciri Akun Facebook yang Dicuri, 1 Juta Orang Indonesia Terdampak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com