Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Twitter Larang Kaspersky Beriklan

Kompas.com - 23/04/2018, 12:59 WIB
Yudha Pratomo,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Diduga memiliki kedekatan dengan intelijen Rusia, Twitter melarang Kaspersky Lab memasang iklan di layanan miliknya. Keputusan ini juga diambil lantaran perusahaan yang terkenal dengan produk antivirus itu dianggap menganut model bisnis yang bertentangan dengan aturan iklan Twitter.

Tentu saja keputusan ini memunculkan pertanyaan dari pihak Kaspersky. Pendiri Kaspersky Lab, Eugene Kaspersky melalui akun Twitter-nya meminta agar keputusan ini dipertimbangkan kembali.

Ia pun kemudian membuat sebuah surat terbuka untuk CEO Twitter Jack Dorsey. Dalam suratnya, Eugene menilai tidak ada aturan bisnis yang telah dilanggar Kaspersky Lab. Ia berdalih selama ini Kaspersky menggunakan aturan bisnis yang sama dengan perusahaan lain.

"Kami tidak melanggar aturan tertulis atau tidak tertulis dan model bisnis kami sama seperti yang digunakan di seluruh industri keamanan siber. Kami menyediakan pengguna dengan produk dan layanan, dan merek membayar kami untuk itu," ungkap Eugene.

Ketika dimintai keterangan soal pelarangan ini, pihak Twitter dalam sebuah e-mail mengatakan bahwa tindakan ini diambil karena model bisnis Kaspersky yang tidak sesuai aturan. Namun ada indikasi pelarangan beriklan tersebut merupakan respon dari peringatan pemerintah AS atas ancaman keamanan nasional.

"Keputusan ini didasari oleh model bisnis Kaspersky Lab yang secara inheren bertentangan dengan praktik bisnis iklan di Twitter," tulis pihak Twitter dikutip KompasTekno dari Reuters, Senin (23/4/2018).

Kaspersky Lab sejatinya sudah berulang kali membantah tuduhan adanya kedekatan dengan intelijen Rusia.

Bahkan mereka telah menyatakan bersedia diperiksa atas tuduhan ini. Mereka berdalih bahwa bisnis yang dilakukan tetap berjalan independen meski perusahaan harus tunduk dengan aturan pemerintah. 

Kaspersky pun sebenarnya menjadi salah satu perusahaan dengan alokasi iklan yang cukup besar di Twitter. Pada 2017 lalu perusahaan yang bermarkas di Moscow ini dilaporkan telah menghabiskan dana sebesar 93.000 USD atau sekitar Rp 1,3 miliar untuk iklan di Twitter.

Bagi Twitter, ini bukan pertamakalinya mereka memasukkan perusahaan asal Rusia dalam daftar hitam pengiklan.

Pada Oktober lalu Twitter memblokir iklan dari media asal Rusia yakni Rusia Today dan Sputnik atas tuduhan adanya campur tangan dalam pemilihan Presiden AS 2016. Pada bulan lalu, Twitter pun menerbitkan pelarangan iklan bagi perusahaan cryptocurrency. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com