Mantan CEO Microsoft Lepas Semua Saham di Twitter

KOMPAS.com - Mantan CEO Microsoft, Steve Ballmer memiliki saham sekitar 4 persen di Twitter. Angka ini terbilang cukup besar untuk seorang investor perseorangan.

Namun pria yang menjadi orang nomor satu di Microsoft dari 2000 hingga 2014 lalu ini memutuskan untuk menjual semua saham yang dimilikinya. Apa alasannya?

Menurut Ballmer, penjualan ini bukan dilatarbelakangi karena bisnis Twitter yang semakin terpuruk. Ia berdalih hanya ingin lepas dari kegiatan berinvestasi dan beralih pada hal-hal lain.

“Saya tidak terlalu bersemangat berprofesi untuk menjadi investor. Harganya juga sekarang tampak cukup bagus,” ungkap Ballmer dikutip KompasTekno dari Bloomberg, Rabu (2/5/2018).

"Saya pikir bisnis Twitter akan berhasil dan terus bergerak maju, tetapi saya ingin menyederhanakan hidup saya dan saya keluar dari investasi ini dengan harga yang sangat bagus," lanjut Ballmer.

Baca juga: Cara Steve Ballmer Habiskan Waktu Sebelum Lepas Jabatan CEO Microsoft

Steve Ballmer sendiri beberapa tahun lalu membeli sekitar 4% saham Twitter dengan harga sekitar 25 dollar AS per lembar. Kini nilai Twitter di bursa saham cukup meningkat dengan pesat dan mencapai angka 36.6 dollar AS per lembar pada pertengahan Maret lalu.

Pada awal tahun 2018 ini memang nilai Twitter kian menanjak bahkan secara mengejutkan pada Februari lalu Twitter membukukan saham hingga 30%. Angka ini merupakan nilai terbesar sejak 7 November 2013 silam.

Pendapatan perusahaan yang dipimpin Jack Dorsey ini naik 2% pada kuartal keempat tahun 2017 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini melampaui estimasi analis yang memperkirakan penurunan laba kuartalan.

Sejatinya saham Twitter sempat terseok-seok dalam beberapa tahun belakangan. Twitter seolah tak mampu mendongkrak pertumbuhan pendapatan sehingga membuat para investor ragu.

Kendati demikian, pendapatan keseluruhan Twitter pada awal tahun 2018 ini melampaui ekspektasi para analis. Angka yang dibukukan mencapai 731,6 juta dollar AS jauh melebihi target di Wall Street sebesar 686,1 juta dollar AS.