Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skandal Kebocoran Data Tak Pengaruhi Pengguna Facebook

Kompas.com - 07/05/2018, 19:04 WIB
Yudha Pratomo,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Skandal pencurian data pengguna yang ikut menjerat Facebook sepertinya tak membuat raksasa media sosial ini kehilangan jumlah pengguna.

Berdasarkan hasil sebuah survei, terlihat bahwa jumlah pengguna Facebook masih normal, bahkan cenderung ada peningkatan.

Survei ini dilakukan pada 26 sampai 30 April oleh media ternama, Reuters secara nasional di Amerika Serikat. Jajak pendapat ini berhasil mengumpulkan sebanyak 2.194 jawaban dari pengguna Facebook di sana.

Hasil jajak pendapat ini menunjukkan bahwa setengah dari jumlah pengguna Facebook masih aktif menggunakan media sosial itu sebagaimana biasanya. Bahkan seperempat lainnya mengaku malah lebih intensif.

Hanya seperempat dari peserta jajak pendapat yang mengatakan telah mengurangi jam penggunaan membuka Facebook, termasuk mereka yang menghapus akunnya.

Baca juga: Facebook Diblokir atau Tidak di Indonesia Tergantung Inggris

Kendati demikian, jumlah pengguna usia dewasa mengalami penurunan meski tak dalam angka yang signifikan. Pada akhir Maret lalu pengguna dewasa yang masih membuka Facebook minimal satu kali sehari ada sekitar 68 persen, sedangkan pada akhir April ini tercatat sekitar 64 persen.

Melihat angka ini, analis Michael Pachter dari Wedbush Securities menilai Facebook cukup beruntung. Pasalnya data-data yang diambil dalam skandal ini hanya digunakan untuk iklan politik, bukan tujuan lain seperti tindakan kriminal.

"Saya belum membaca satu pun orang yang mengatakan telah dirugikan atas pelanggaran itu. Tidak ada yang marah," ungkap Michael, dikutip KompasTekno dari Reuters, Senin (7/5/2018).

Kesadaran meningkat

Meski begitu, kesadaran pengguna Facebook soal kepentingan privasi data meningkat sejak skandal ini bergulir. Ditemukan bahwa 74 persen pengguna Facebook mengatakan mereka kini mengetahui dan mawas diri akan pengaturan privasi pada akun pribadi mereka masing-masing.

Sebelumnya diketahui sebanyak lebih dari 80 juta data personal pengguna Facebook dicuri dan disimpan firma analisis data, Cambridge Analytica. Firma tersebut bekerja untuk kampanye pemenangan Donald Trump pada Pilpres 2016 lalu.

Baca juga: Pengguna Facebook di Tengah Skandal, Mati Satu Tumbuh Seribu

Cambridge Analytica dan SCL diduga memperoleh data pengguna Facebook dari peneliti pihak ketiga bernama Aleksandr Kogan. Ia bekerja di Global Scicence Research dan kerap menghadirkan survei terkait kepribadian yang tersebar masif di Facebook.

Dari 80 juta data pengguna ini, 1 juta di antaranya adalah milik pengguna Facebook di Indonesia. Bahkan pemerintah sampai memberi teguran dan mengancam akan memblokir Facebook jika terbukti secara sengaja membocorkan data milik pengguna ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com