Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan: Riwayat Uber Sudah Tamat di Turki

Kompas.com - 04/06/2018, 14:13 WIB
Oik Yusuf,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Uber terlibat pertikaian dengan taksi-taksi lokal di Turki, baik di ruang pengadilan maupun secara fisik di jalanan. Terakhir, sang presiden sendiri, Recep Tayyip Erdogan yang ikut silat lidah dengan mengatakan bahwa riwayat Uber sudah “tamat”.

Pendapat tersebut dikemukakan Erdogan ketika berbicara dalam sebuah acara makan malam Ramadhan di ibukota Istanbul, Jumat pekan lalu. “Sesuatu yang disebut Uber ini muncul. Bisnis mereka sudah berakhir. Tak ada lagi,” ujar Erdogan.

“Kita punya sistem taksi sendiri. Eropa punya (Uber), tapi siapa peduli? Kita akan menentukan ini sendiri. Kementerian dalam negeri telah memberi perintah. Polisi akan menangani situasi ini dan melakukan apa yang perlu dilakukan,” imbuhnya.

Baca juga: Begini Tampilan Aplikasi Uber setelah Resmi Berhenti Beroperasi

Uber pertama kali masuk ke kota Istanbul, Turki pada 2014. Kota berpenduduk 17 juta orang tersebut  memiliki sekitar 18.000 taksi lokal. Semenjak itu selalu terjadi pertikaian antara taksi lokal dan Uber.

Seperti di tempat-tempat lain, para pengusaha taksi lokal di Istanbul menuding Uber menyediakan jasa transportasi secara ilegal dan karena itu harus dilarang.

Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Reuters, Senin (4/6/2018), perkara antara Uber dan pengusaha taksi Turki sudah dibawa ke meja hijau sejak awal 2018. Pekan ini, pengadilan akan menggelar sesi dengar pendapat di Istanbul.

Uber mengatakan, sekitar 2.000 pengemudi taksi di Turki menggunakan aplikasinya untuk mencari penumpang. Sementara, sebanyak 5.000 pengemudi bekerja untuk Uber XL, menyetir mobil van berukuran besar untuk keperluan transportasi banyak orang atau barang.

Perusahaan ride hailing asal Amerika Serikat itu menolak berkomentar soal pernyataan Erdogan.

Baca juga: 9 April, Aplikasi Uber Tidak Bisa Dipakai Lagi di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com