Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WhatsApp Bangun Literasi Digital Tangkal Hoaks

Kompas.com - 20/07/2018, 15:04 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di India, WhatsApp sering dituding menjadi biang keladi kejadian kekerasan dan pembunuhan yang masif terjadi di Negeri Anak Benua itu. Sebab itulah, WhatsApp menggandeng beberapa mitra di India untuk mendesain sebuah program literasi digital.

Program ini bertujuan untuk mengedukasi pengguna WhatsApp agar tidak mengonsumsi berita bohong dan tetap aman menggunakan WhatsApp. WhatsApp dikabarkan berkolaborasi dengan tujuh organisasi, termasuk Pusat Penelitian Sosial di India.

Kerja sama tersebut bertujuan untuk mendiskusikan bagaimana cara membangun program pendidikan yang bisa menghalau informasi keliru dan berita bohong.

"Kami saat ini sedang bekerja sama dengan para ahli di India untuk membantu mengembangkang upaya literasi digital yang akan mengedukasi orang-orang tentang berita bohong dan bagaimana caranya tetap aman menggunakan WhatsApp," jelas juru bicara WhatsApp, seperti KompasTekno lansir dari Gadgets Now, Jumat (20/7/2018).

Baca juga: India Minta WhatsApp Pasang Filter Berita Hoaks

Di India, WhatsApp memiliki 200 juta pengguna. Anak perusahaan facebook tersebut dituding pemerintah setempat sebagai paltform yang banyak menyebarkan hoaks dan memicu berbagai kejadian pembunuhan dan kekerasan.

Sebab itulah, pemerintah India meminta WhatsApp untuk menekan pesebaran berita hoaks di platformnya. Namun Kementrian Informasi dan Teknologi India memandag jika WhatsApp belum serius menanggapi permintaan pemerintah India, sehingga hoaks masih mudah ditemui di platform tersebut.

WhatsApp berdalih jika perusahaannya telah melakukan beberapa upaya seperti meluncurkan fitur "forward" yang melabeli berita yang diteruskan dari pengguna lain. Fitur itu diharapkan bisa mengurangi pesan hoaks berantai.

Selain itu, WhatsApp juga mengatakan telah membuat penelitian bersama para akademisi dan para ahli di India untuk membantu memahami tantangan misinformasi. Di beberapa surat kabar juga telah banyak terpampang bagaimana cara mengetahui sebuah pesan adalah hoaks atau tidak.

Salah satu sumber dalam menyebut jika organisasi yang dipilih WhatsApp akan mengulas dan memberikan panduan tentang kurikulum pelatihan yang telah dibuat oleh WhatsApp.

Kurikulum tersebut berisi panduan agar tetap aman menggunakan WhatsApp, menjadi lebih bijak terhadap konten, dan tips bagaimana mengetahui berita bohong yang diterima melalui perpesanan WhatsApp serta apa yang harus dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com