Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

eBay Gugat Amazon karena Merayu Pelapak Berprestasi

Kompas.com - 18/10/2018, 20:07 WIB
Fatimah Kartini Bohang,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber CNET

KOMPAS.com - Layanan e-commerce Amazon diduga secara ilegal “mendekati” pelapak pihak ketiga (third-party sellers) yang menumpang berjualan di eBay. Kasus ini lantas dibawa ke meja hijau, tepatnya pengadilan Santa Clara County, California, Amerika Serikat.

eBay menuduh Amazon melakukan skema khusus untuk menyusup dan mengeksploitasi sistem e-mail internalnya. Hal tersebut, kata eBay, telah dilakukan selama bertahun-tahun.

Dampaknya, Amazon bisa mengetahui isi dapur eBay, meliputi data-data tentang pelapak yang berprestasi alias bernilai tinggi (top sellers). Berbekal itu, Amazon pun menggalangkan strategi jitu untuk merayu top sellers eBay agar beralih ke layanannya.

Baca juga: E-mail Satu Karakter dari Bos Amazon yang Bikin Karyawan Panik

Sebelum mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan, eBay kabarnya telah menyurati Amazon. Dalam surat tersebut, eBay mengatakan telah mengumpulkan bukti atas upaya ilegal yang dilakukan Amazon.

“Selama bertahun-tahun, Amazon diam-diam melancarkan upaya sistemik dan terkoordinasi untuk mengeksploitasi sistem machine to machine (M2M di platform eBay. Tujuannya untuk mendekati top sellers di eBay agar pindah ke Amazon,” begitu bunyi tuntutan eBay, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Kamis (18/10/2018), dari Cnet.

Diketahui, Amazon dan eBay sama-sama menyediakan lapak untuk penjual dari pihak ketiga (third party sellers) Setiap produk yang terjual, Amazon dan eBay mengantungi komisi dalam persentase tertentu.

Baca juga: Orang Indonesia Makin Mudah Belanja di Amazon

Bisa dibilang, third-party sellers adalah nafas Amazon dan eBay. Semakin laku dan rajin para pelapak, semakin besar pula komisi yang dihimpun kedua platform.

Jadi, jika Amazon dengan sengaja dan ilegal membajak ceruk pendapatan terbesar dari eBay, hal ini termasuk dalam persaingan tak sehat. Hingga kini perwakilan kedua platform belum bersuara ke publik. Kita tunggu saja kelanjutannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNET
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com