Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data 9,4 Juta Penumpang Cathay Pacific Dibobol

Kompas.com - 25/10/2018, 15:41 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber The Verge

KOMPAS.com - Maskapai asal Hong Kong, Cathay Pacific mengumumkan jika 9,4 juta data penumpangnya telah dicuri. Peretasan data disebut telah terjadi pada bulan Maret lalu, namun baru diumumkan Rabu (24/10/2018) kemarin.

Beberapa informasi mengenai paspor penumpang seperti nomor kartu identitas, nama, tanggal lahir, dan alamat pos kemungkinan telah dikais. Tak hanya itu, riwayat penerbangan penumpang juga kemungkinan dicuri, termasuk setiap komentar dari layanan kustomer.

Pihak Cathay Pacific mencatat sebanyak 403 nomor kartu kredit yang kadaluwarsa dan 27 nomor kartu kredit tanpa nomor CVV juga ikut diretas.

Dilaporkan The Verge, pihak maskapai masih belum memberikan komentar apakah kartu kredit yang melampirkan nomor CVV dan belum kadaluwarsa, ikut dicuri atau tidak, sebagaimana dirangkum KompasTekno, Kamis (25/10/2018).

Dari situs resminya, Cathay Pacific mengklaim jika sistem IT yang terdampak, terpisah dari sistem operasi penerbangan dan tidak akan berdampak pada keamanan penerbangan.

Baca juga: Data 380.000 Pelanggan British Airways Diretas

"Perusahaan tidak menemukan bukti adanya penyalahgunaan informasi personal penumpang," tulis pihak maskapai dalam situs resminya.

Cathay Pacific sendiri merupakan maskpai besar yang bermarkas di Hong Kong, dengan menyediakan rute penerbangan ke Amerika Utara, Eropa, China, Taiwa, Jepang, Asia Tenggara, dan Timur Tengah.

Saat ini, pihak Cathay Paific telah berkomunikasi dengan kepolisian Hong Kong dan otoritas terkait. Bagi penumpang yang mungkin saja terdampak peretasan ini, bisa mengunjungi situs infosecurity.cathayPacific.com untuk mendapat informasi lebih lanjut.

Peretasan data penumpang sebelumnya juga dialami maskpai Delta, Air Canada, dan British Airways. Namun kejadian yang dialami Cathay Pacific disebut lebih serius.

"Pelanggaran Cathay Pacific membongkar serangkaian data yang kaya fitur, termasuk 40 kali lebih banyak dibanding peretasan yang terjadi di Air Canada, yang berarti dampak ke penumpang akan jauh lebih besar," jelas Randy Abrams, analis senior perusahaan keamanan internet, Webroot.

Pencurian data penumpang Cathay Pacific juga berbeda dari kasus peretasan yang menyerang maskpai lain sebelumnya. Sebab, kejadian peretasan sudah terjadi enam bulan lalu, tapi pihak Cathay Pacific baru mengumumkannya ke publik bulan ini.

Apalagi, Cathay Pacific yang juga menyediakan rute penerbangan ke Eropa, akan mengalami kendala untuk lolos aturan General Data Protection Regulation (GDPR).

Salah satu aturannya adalah mewajibkan semua perusahaan untuk mengumukan kejadian pertesan kepada pelanggan dan pihak hukum dalam tiga hari setelah kejadian.

"Selain biaya reputasi, sebagai tambahan, Cathay Pacific mungkin akan menghadapi konsekuensi dari GDPR karena mengumumkannya (peretasan) terlalu lama," imbuh Abrams.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Verge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com