Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru Seumur Jagung, Nasib YouTube Premium di Ujung Tanduk?

Kompas.com - 30/11/2018, 07:04 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Layanan YouTube Premium atau YouTube Red baru berumur enam bulan sejak diluncurkan pada Mei 2018 lalu. Untuk menggunakan layanan bebas iklan ini, pengguna harus merogoh kocek 12 dollar AS (sekitar Rp 172.000) per bulan.

Tak hanya bebas iklan, pelanggan YouTube Red bisa menikmati YouTube Music Premium, mengunduh video, dan menonton 100 konten orisinil YouTube seperti "Cobra Kai" dan "Origin" yang menjadi andalan YouTube Premium.

Namun keputusan terbaru dari YouTube seakan memberi petunjuk bahwa layanan premiumnya itu sedang di ujung tanduk.

YouTube baru saja mengumumkan layanan YouTube Red hanya bisa dinikmati secara gratis dengan subsidi iklan mulai 2019. Alasannya, agar konten orisinil YouTube bisa lebih banyak dinikmati pengguna.

Jumlah pengguna layanan gratis YouTube disebut mencapai 2 miliar dan menjadi penopang utama pendapatan YouTube yang mecapai miliaran dollar AS per tahun.

Baca juga: Resmi, YouTube Berbayar Dikenai Rp 140.000 per Bulan

Sayangnya, YouTube tidak membeberkan berapa jumlah pelanggan YouTube Premium hingga saat ini. Perubahan strategi ini menimbulkan dugaan jika YouTube Premium belum bisa menutup biaya program orisinil YouTube yang dilaporkan mencapai ratusan juta dollar AS.

Namun perwakilan YouTube enggan menanggapi spekulasi penghentian YouTube premium secara langsung.

"Proposisi YouTube premium masih sama. Pengguna yang ingin menonton offline, YouTube bebas iklan dan layanan musik bebas iklan masih akan terus ada di YouTube Premium. Termasuk menonton konten orisinil YouTube bebas iklan," jawab perwakilan YouTube seperti dikutip KompasTekno dari Business Insider, Jumat (30/11/2018).

Dengan masuknya konten orisinil YouTube ke layanan gratis, penonton harus menonton iklan layaknya konten YouTube gratis lainnya. Program ini akan mulai berlaku tahun 2019 yang kemungkinan akan disesuaikan lagi dengan anggaran program konten orisinil.

Potensi meraup pendapatan iklan dari iklan melalui konten orisinil memang cukup sayang jika tidak dimanfaatkan mengingat basis penggunanya yang sangat besar.

"Langkah selanjutnya dari strategi orisinil, kami akan memperluas jumlah penonton YouTube Original dan memberikan pengiklan konten luar biasa yang akan mencapai generasi YouTube," jelas perwakilan YouTube.

Entah kebetulan atau tidak, perubahan strategi YouTube muncul setelah Apple mengumumkan akan meluncurkan layanan streaming dengan konten orisinil pada Maret 2019. Konten tersebut akan bisa dinikmati secara cuma-cuma oleh semua pengguna produk Apple.

Beberapa pengamat mengatakan jika YouTube berjuang keras untuk mengunggulkan layanan berbayar dibanding mengandalkan layanan gratis yang disokong iklan. Namun melihat keputusan tentang konten original yang baru, agaknya layanan gratisan masih lebih menarik dari segi bisnis.

Baca juga: Ini Dia, YouTuber dengan Jumlah Subscriber Terbanyak di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com