Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelanggan Netflix di AS Sudah Lewati TV Kabel dan Satelit

Kompas.com - 03/02/2019, 14:02 WIB
Bill Clinten,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber bgr

KOMPAS.com - Layanan video streaming on-demand Netflix agaknya semakin banyak menarik konsumen menjauh dari TV berbayar, setidaknya di Negeri Paman Sam.

Sebuah survei yang dilakukan firma konsultasi PricewaterhouseCoopers (PwC) menunjukkan bahwa persentase rumah tangga di AS yang berlangganan layanan Netflix untuk pertama kalinya lebih tinggi dibandingkan TV berbayar (kabel dan satelit).

PwC melakukan penelitiannya pada bulan Oktober 2018 dengan melibatkan 2.016 warga negara AS dari kalangan usia 18 hingga 59 tahun dan memiliki penghasilan rumah tangga tahunan di atas 40.000 dollar AS.

Dalam laporan hasil surveinya, PwC menyebutkan bahwa persentase responden yang berlangganan Neflix mencapai 76 persen. Sementara, persentase pelanggan TV berbayar hanya 67 persen.

Penurunan persentase pelanggan TV berbayar dan kenaikan persentase pelanggan Netflix dari tahun ke tahun, berdasarkan survei PricewaterhouseCoopers di Amerika Serikat.PwC Penurunan persentase pelanggan TV berbayar dan kenaikan persentase pelanggan Netflix dari tahun ke tahun, berdasarkan survei PricewaterhouseCoopers di Amerika Serikat.
Baca juga: Tontonan Netflix Bisa Dipamerkan di Instagram Stories, Begini Caranya

Dari tahun ke tahun, menurut PwC, persentase pelanggan TV berbayar di AS terus menerus mengalami penurunan. Sementara, hal sebaliknya berlaku pada Neflix yang mengalami kenaikan persentase pelanggan.

Pada 2015, misalnya, persentase pelanggan TV berbayar masih berada di angka 79 persen, sementara Netflix 65 persen. Di 2017, persentase pelanggan TV berbayar dan Netflix sempat imbang di 73 persen. Lalu, tahun ini Netflix sudah berada di depan.

"Seiring dengan menurunnya pelanggan TV berbayar, peranan mereka digantikan oleh sejumlah layanan streaming on-demand dan live yang terus mengalami pertumbuhan," sebut PwC dalam laporannya.

Tak selalu mudah

Meski layanan on-demand menyediakan kebebasan menentukan video apa yang ingin ditonton kapanpun dikehendaki, pelanggan ternyata tak selalu merasa mudah dalam mencari konten yang diinginkan.

Dari survei PWC, hanya 12 persen responden yang menyatakan bisa menemukan konten yang dicari dengan mudah di layanan streaming. Ini karena jumlah konten yang disediakan memang sangat banyak.

Baca juga: Daftar Film dan Serial Terpopuler Netflix di 2018

Sistem rekomendasi konten -termasuk yang berbasis AI- pun tak selalu menyodorkan video yang sesuai selera pelanggan di antara aneka macam konten yang ada, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari BGR, Minggu (3/2/2019).

Sebanyak 50 persen responden menyatakan bakal meninggalkan sebuah layanan streaming kalau merasa kontennya terlalu membeludak atau sulit mencari video yang ingin ditonton.

Laporan survei PwC selengkapnya bisa dibaca di tautan berikut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber bgr
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Software
Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Software
Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Gadget
Apple Gelar Acara 'Let Loose' 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Apple Gelar Acara "Let Loose" 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Gadget
Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com